Komisi IV DPRD Tabanan Dorong Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Tabanan, Baliglobalnews
Komisi IV DPRD Kabupaten Tabanan menggelar rapat kerja (raker) dengan fokus pada pengembangan fasilitas instalasi gawat darurat (IGD) rawat inap di Puskesmas. Rapat yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dan 20 perwakilan dari puskesmas se-Kabupaten Tabanan digelar di ruang rapat DPRD Tabanan, pada Sabtu (28/12/2024).
Raker ini menghasilkan sejumlah kesepakatan penting. Satu di antaranya penetapan lima puskesmas yang akan menjadi proyek percontohan untuk penerapan fasilitas IGD rawat inap 12 jam. Kelima puskesmas tersebut meliputi Puskesmas Marga 1, Puskesmas Tabanan 3, Puskesmas Kerambitan, Puskesmas Selembadeg Timur, dan Puskesmas Kediri 1.
“Harapan kami apa sudah sesuai pembangunan SOP. Permenkes nomor 16 tahun 2019. Fasilitas IGD ini bukan sekadar proyek asal jadi, tapi harus benar-benar berkualitas dengan memberikan kenyamanan dan keamanan. Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap Puskesmas bisa ditingkatkan,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Tabanan, I Gusti Komang Wastana.
Dia menjelaskan bahwa raker ini bertujuan untuk memonitor kesiapan puskesmas yang akan dilengkapi dengan fasilitas IGD rawat inap. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan perawatan medis yang cepat dan tepat, terutama dalam kondisi darurat.
Wastana mengungkapkan selama ini sebelum adanya fasilitas IGD rawat inap di puskesmas, banyak masyarakat yang berobat terutama malam harinya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan. Hal ini menjadi beban tersendiri bagi RSUD, karena banyaknya pasien yang datang ke IGD RSUD untuk kasus gawat darurat ringan sebenarnya bisa ditangani di puskesmas
“Sementara ini informasi yang kami dapatkan, RSUD Tabanan itu sampai merugi sampai Rp14,9 miliar per tahun, karena ada beberapa masyarakat contohnya panas suhunya di bawah 40 derajat ketika berobat ke RSUD tidak bisa klaim BPJS dan harus jadi pasien umum,” katanya.
Hal ini tentunya menjadi beban tersendiri bagi RSUD Tabanan, kata Wastana, sebab banyaknya pasien yang datang ke IGD RSUD untuk kasus gawat darurat ringan sebenarnya bisa ditangani di puskesmas. Jika masyarakat memiliki cukup uang, tentu tidak menjadi masalah. Namun, bagaimana jika tidak? Pihak rumah sakit merasa terbebani jika tidak memberikan pelayanan, namun di sisi lain, jika memberikan pelayanan, rumah sakit akan mengalami kerugian.
Kondisi ini juga membuat sebagian biaya pengobatan tidak dapat diklaim oleh BPJS, terutama pada pasien yang berstatus umum. “Oleh karena itu, IGD rawat inap di puskesmas baik 12 jam maupun 24 jam ini menjadi solusi terbaik yang harus DPRD Tabanan dorong untuk mengurangi beban RSUD dan mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat,” jelasnya.
Selain fasilitas fisik, Wastana juga menyoroti pentingnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis. “Sikap ramah dari tenaga medis, terutama di IGD, sangat penting. Pasien yang datang dalam kondisi gawat darurat sudah pasti stres, jadi pelayanan yang manusiawi sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Wastana juga menyoroti kondisi sarana dan prasarana yang ada di puskesmas. Jika ada fasilitas yang rusak atau tidak representatif, pihaknya berharap puskesmas dapat aktif memberikan masukan kepada DPRD agar masalah tersebut bisa dibahas dalam pembahasan anggaran KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara).
Puskesmas rawat inap ini direncanakan mulai beroperasi pada Januari 2025, dengan jadwal awal IGD rawat inap selama 12 jam, yaitu pukul 08.00 hingga 20.00 Wita.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan Ida Bagus Surya Wira Andi mengakui adanya beberapa tantangan dalam implementasi IGD 12 jam Rawat Inap Puskesmas. “Memang ada kekurangan, terutama dalam hal sumber daya manusia. Minimal harus ada 4 dokter dalam satu shift untuk rawat inap,” katanya.
Pihaknya optimis bahwa puskesmas siap menghadapi tantangan ini. “Kami akan berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) untuk mengajukan permohonan mengenai kebutuhan tenaga medis, serta dokter. Dengan peningkatan pelayanan di Puskesmas, Kami akan memiliki dasar yang kuat untuk menambah tenaga,” katanya.
Terkait dengan kebutuhan akan sopir ambulans, Surya menyatakan bahwa pihaknya juga akan berkoordinasi dengan BKPSDM untuk mencari solusi terbaik. (bgn020)24122804