Media Informasi Masyarakat

Kinerja Jasa Keuangan di Bali Stabil dan Tumbuh Positif

Denpasar, Baliglobalnews

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara menilai kinerja industri jasa keuangan di Provinsi Bali posisi Maret 2023 tetap terjaga, tercermin dari fungsi intermediasi berjalan baik.

“Likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai, rasio Loan at Risk (LaR) terus mengalami penurunan. Adapun kecukupan modal BPR yang tercermin pada rasio CAR BPR terjaga di atas threshold,” kata Kepala Kantor Regional OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Kristrianti Puji Rahayu, dalam keterangannya, di Denpasar, Rabu (10/5/2023).

Dia menyatakan stabilitas sektor jasa keuangan di Provinsi Bali mendukung indikator perekonomian Provinsi Bali yang menunjukkan pertumbuhan 6,04% yoy di triwulan I 2023, walaupun sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, meningkat dibandingkan triwulan sama tahun 2022 yang tumbuh 1,48% yoy.

Dia juga menjelaskan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali triwulan I 2023 lebih tinggi dibandingkan nasional yang sebesar 5,03% yoy dan menempati urutan tertinggi ke-6 secara nasional. Di sisi lain, inflasi posisi Maret 2023 Provinsi Bali yang diwakili oleh Kota Denpasar dan Singaraja sebesar 5,46% yoy menurun dibandingkan Februari 2023 yang sebesar 6,35% yoy, namun masih lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi nasional sebesar 4,97% yoy.

“Data sektor perbankan menunjukkan adanya pertumbuhan pada penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK perbankan di Bali. Penyaluran kredit mencapai Rp99,62 triliun atau tumbuh 3,46% yoy lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,85% yoy,” pungkasnya.

Untuk pertumbuhan kredit Maret 2023, kata dia, juga lebih tinggi dibandingkan posisi Februari 2023 yang sebesar 3,13% yoy. Pertumbuhan kredit Bank Umum di Bali sebesar 3,42% yoy, sedangkan BPR mencapai 3,74% yoy.

Berdasarkan jenis penggunaannya, kata Kristrianti Puji Rahayu bahwa, pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan kredit Modal Kerja dan Investasi. Berdasarkan sektornya, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran serta Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan. “Sehingga, peningkatan penyaluran kredit ini seiring dengan kebijakan pelonggaran aktifitas masyarakat dan meningkatnya aktifitas pariwisata serta pendukung pariwisata di Bali,” jelasnya.

Sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp146,38 triliun atau tumbuh dobel digit yaitu 22,86% yoy tumbuh lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,77% yoy. Namun, pertumbuhan DPK Maret 2023 sedikit lebih rendah dibandingkan posisi Februari 2023 yang tumbuh sebesar 23,58% yoy. Berdasarkan Kelompok Bank Modal Inti (KBMI), peningkatan DPK secara yoy didorong oleh kelompok bank pada KBMI 4. Disamping itu, berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK ditopang oleh kenaikan Tabungan dan Giro.

Fungsi intermediasi posisi Maret 2023 sedikit turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) turun dari 68,68% menjadi 68,06%. Hal tersebut disebabkan pertumbuhan kredit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan DPK. Kondisi pandemi Covid-19 masih berdampak bagi perekonomian Bali dan memberikan scarring effect.

Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di Bali (berdasarkan lokasi proyek) terus melandai dari Rp45,80 Triliun posisi Desember 2020 menjadi Rp28,90 Triliun atau turun sebesar 36,89% posisi Maret 2023 (Februari 2023: Rp29,96 Triliun). Berdasarkan sektor ekonomi, restrukturisasi kredit Covid-19 di Provinsi Bali didominasi oleh sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (porsi 40,09%), sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (porsi 23,82%), dan sektor Rumah Tangga (porsi 15,22%).

“Demikian juga, jumlah investor Pasar Modal wilayah Bali masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang mencapai double digit secara yoy dengan kecenderungan tumbuh melandai. Pada Maret 2023, jumlah investor saham di Bali sebanyak 98.154 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 20,49% yoy sedikit menurun dibandingkan pertumbuhan Februari 2023 yang sebesar 22,44% yoy,” katanya.

Jumlah investor Reksa Dana dan SBN masing-masing tumbuh sebesar 24,09% yoy dan 31,41% yoy. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan Februari 2023 yang sebesar 26,50% yoy untuk investor Reksa Dana dan 32,47% yoy untuk investor SBN. Nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp4,57 Triliun, tumbuh 11,57% yoy lebih tinggi dibandingkan Februari 2023 yang sebesar 6,02% yoy.

Piutang Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan di Bali posisi Maret 2023 terus menunjukkan pertumbuhan positif. Pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan di Bali mencapai Rp9,46 Triliun, tumbuh 54,71% yoy lebih tinggi dibandingkan posisi Februari 2023 sebesar 51,07% yoy.

Pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan kepada Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor serta pembiayaan kepada Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya. Sementara itu, penyaluran pembiayaan melalui Fintech peer to peer lending tumbuh double digit sebesar 48,89% yoy sedikit lebih rendah dibandingkan Februari yang tumbuh sebesar 52,91% yoy.

Pembiayaan Modal Ventura sebesar Rp86,40 Milyar atau tumbuh 80,15% yoy. lebih tinggi dibandingkan Februari 2023 yang tumbuh sebesar 78,62% yoy. Di sisi lain, tingkat pembiayaan bermasalah relatif rendah dan juga menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Non Performing Financing (NPF) posisi Maret 2023 untuk Perusahaan Pembiayaan sebesar 1,35%, Perusahaan Modal Ventura sebesar 1,38%, dan Tingkat Wan Prestasi 90 hari (TWP 90) dari Fintech Lending sebesar 1,45%. (bgn008)23051003

Comments
Loading...
Try AI writing tools like Rytr.