Media Informasi Masyarakat

Gubernur Koster Tegaskan Bawa Pariwisata Bali Naik Kelas dan Berdaya Saing

Denpasar, Baliglobalnews

Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan sedang bekerja keras untuk membawa pariwisata Bali bisa bersaing dengan Singapura, Malaysia, Bangkok bahkan Eropa melalui pembangunan infrastruktur yang monumental dan fundamental, serta hasil dari kepariwisataan di Bali mampu memberikan manfaat ekonomi kepada petani, nelayan, perajin, hingga krama Bali dengan memfasilitasi produk pertanian, perikanan, dan industri lokal Bali

dimanfaatkan oleh hotel/restoran di Pulau Dewata.

Gubernur menyatakan hal itu secara langsung di hadapan akademisi

Universitas Udayana (Unud) saat menjadi keynote speaker tentang kebijakan pariwisata dan ketahanan pangan dalam rangkaian Dies Natalis ke-60 Unud di Gedung Agrokompleks, Ruang Nusantara, Unud pada Rabu (21/9/2022).

Mengawali pidatonya, Gubernur menginformasikan bahwa pariwisata Bali saat ini dalam kondisi tidak baik-baik saja. Koster pun memperlihatkan dokumen masalah yang dialami pariwisata Bali seperti adanya perilaku buruk wisatawan yang melecehkan tempat suci di Bali, tidak menghormati budaya Bali, tidak tertib berlalu-lintas, merusak lingkungan, dan membobol ATM. Gubernur Koster juga menjabarkan kondisi yang memperburuk citra pariwisata Bali dengan memperlihatkan foto tumpukan sampah di pesisir pantai, hingga

adanya pedagang asong yang memaksa wisatawan belanja.

Dari permasalahan kepariwisataan yang dijabarkan, Gubernur Koster

menyampaikan Bali tidak memiliki kesiapan yang memadai untuk menjadi destinasi wisata yang berkelas dunia dan berdaya saing. Untuk itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu menyatakan langsung tancap gas dengan menata pariwisata Bali yang diawali melalui : Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai; Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali; Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber; Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tantang Desa Adat di Bali; Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali; dan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali.

Gubernur kemudian membangun infrastruktur monumental dan fundamental untuk mendukung pariwisata serta membangkitkan

perekonomian Bali yang di antaranya seperti pelindungan kawasan suci Besakih; kawasan Pusat Kebudayaan Bali; shorcut Singaraja-Mengwitani; Pelabuhan Segitiga Sanur, Sampalan, dan Bias Munjul; Bali Maritime Tourism Hub di Denpasar; Stadion Kapten I Wayan Dipta; Bendungan Sidan di Badung; Bendungan Tamblang di Buleleng; Pembangkit Listrik menuju Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih; Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali; hingga pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali, Gilimanuk-Mengwi.

Mantan Peneliti Balitbang

Depdikbud RI itu juga menyebutkan telah mensinergikan pembangunan pariwisata dengan ketahanan pangan di Bali dengan memfasilitasi produk hasil pertanian yang dibeli langsung oleh hotel/restoran di Pulau Dewata. “Saat ini hotel yang

sudah memanfaatkan beras, telur, garam, ikan, daging, jeruk, manggis,

salak, sayur, hingga arak Bali ialah Marriott Group Hotel Bali dan The

Apurva Kempinski Hotel Bali,” ujarnya disambut apresiasi tepuk tangan sembari menegaskan setiap hotel/restoran di Bali kini wajib menempatkan aksara Bali, lalu setiap hari Selasa menggunakan busana endek Bali, dan setiap hari Kamis, Purnama, Tilem pegawai hotel wajib menggunakan busana adat Bali.

Mengakhiri pidatonya, Gubernur Wayan Koster menyatakan kebijakan pariwisata dan ketahanan pangan yang dilakukannya bertujuan untuk menguatkan adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali hingga mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia

secara niskala dan sekala agar kita bisa pulih bersama, tumbuh bersama, hidup bersama, berkembang bersama, kuat bersama, dan manfaat bersama sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru sesuai prinsip Trisakti Bung Karno, yaitu Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan

Berkepribadian dalam Kebudayaan.

“Jadi tugas jita bagaimana menjaga alam, manusia, dan kebudayaan Bali ini agar berkelanjutan serta diwariskan dari generasi ke generasi sepanjang jaman,” pungkasnya disambut tepuk tangan oleh akademisi dan mahasiswa Unud. (bgn003) 22092201

Comments
Loading...