Media Informasi Masyarakat

Gubernur Ingin Arak Bali Bersaing di Tingkat Internasional

Denpasar, Baliglobalnews
Gubernur Bali, Wayan Koster, terus mengkampanyekan minuman tradisional Arak Bali sebagai salah satu strategi membangkitkan
kembali sumber daya dan produk lokal untuk menjadi sumber penghidupan serta bagian dari pertumbuhan perekonomian
yang sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal
Bali.
“Kita harus bergerak kembali dengan memberdayakan dan memanfaatkan sumber daya lokal yang Kita punya, sebagai sumber kehidupan dan unsur di dalam pengembangan ekonomi Bali, agar ekonomi Kita bisa tumbuh dari kekayaan alamnya sendiri,” kata Koster dalam acara penyerahan hadiah Lomba Desain Kemasan Minuman Tradisional Arak Bali di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar pada Kamis (22/7).


Gubernur menyatakan arak adalah komoditas tradisional yang miliki
kekhasan tersendiri. Sebagai minuman lokal, arak ingin kita jadikan produk unggulan yang miliki daya saing hingga di tingkat nasional maupun internasional yang bisa bersaing dengan sake dari Jepang, soju dari Korea dan lainnya.
“Untuk itu dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan Destilasi Khas Bali, kita ingin perkuat tata kelolanya hingga ke hilir. Sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai sumber penghidupan, serta mengembangkan IKM dan UMKM kita. Ingat tata kelolanya yang ditekankan bukan artinya bebas mengkonsumsi,” tegas Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng, itu.
Keinginan besar mengembangkan arak, menurut Koster, harus
dibarengi dengan usaha memperbaiki kualitas dan juga memperkuat brandingnya sebagai produk Bali, termasuk dari sisi desain kemasan. “Kualitas (ara-red) harus dijaga dengan maksimal. Jangan ada yang merusak menggunakan fermentasi tak biasa yang tidak sesuai dengan cara kita di Bali , karena arak ingin kita jadikan produk internasional,” ujarnya.


Koster menyatakan setiap menerima duta besar dari negara sahabat selalu menjamunya dengan arak dan semuanya memuji kualitas arak Bali. “(Cukup-red) setengah hingga satu sloki, tidak banyak. Tidak akan bikin mabuk, jika diminum sesuai dengan takaran,” katanya.
Karena arak Bali mendapatkan pujian para duta besar dari negara sahabat, maka dia menginginkan sumber daya lokal Bali tersebut digeluti orang lokal pula sehingga warga lokal punya sumber rezeki dari produk-produk lokal yang ada di Bali. “Kita bisa tumbuh dengan sumber daya yang kita punya, dari hulu hingga hilir,” ujarnya.
Dalam Lomba Desain Kemasan Minuman Tradisional Arak Bali
tersebut telah ditetapkan juara I
I Made Januarta, juara II I Wayan Parwata dan juara III I Made
Sadnyana. Masing-masing juara membawa pulang piagam, piala, dan uang tunai Rp 7.500.000 untuk juara pertama, Rp 5.000.000 untuk juara kedua dan Rp 3.500.000 untuk juara ketiga. (bgn003)21072227

Comments
Loading...
Explore Rytr AI for Desktop — local, efficient, and open.