Media Informasi Masyarakat

Gubernur akan Hentikan Penggunaan ABT Ditunggu-tunggu PDAM Badung

Mangupura, Baliglobalnews

Jajaran Direksi Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten Badung menyatakan bersyukur atas wacana Gubernur Bali, Wayan Koster, akan mengurangi bahkan menghentikan penggunaan air bawah tanah (ABT).

“Sebenarnya itu (penghentian pemanfaatan ABT) yang kita tunggu-tunggu. Terus terang saja, pesaing terdekat kami itu ya ABT.

Dengan adanya imbauan dari Gubenur itu kami bersyukur karena kami bisa berbenah sehingga tidak tanggung-tanggung lagi untuk melakukan pengembangan,” kata Direktur Teknik PDAM Badung, I Made Suarsa bersama Direktur Umum, I Made Sugita, Selasa (8/8) ketika diminta tanggapan atas wacana Gubernur tersebut.

Suarsa menyatakan yakin dengan penghentian penggunaan ABT, investasi air PDAM akan dipakai. “Kalau dulu tidak, kita investasi tapi air kita tidak ada yang pakai. Buktinya, 75 hotel yang berlangganan (PDAM) tetapi 0 pemakaian. Sia-sia air kita, karena lebih murah menggunakan ABT. Hanya perlu mencari izin, berapa sih mereka bayar,” katanya.

Menurut Suarsa, tahun ini PDAM Badung berinvestasi sekitar Rp 61 miliar untuk pengembangan. “Dana itu bisa kami canangkan untuk menyambut itu (wacana Gubernur). Jadi kapasitas produksi kami tingkatkan dan jaringan sudah punya. Jadi pelan-pelan sampai nanti saatnya dari Pemda mengatakan kalau jaringan kami sudah benar-benar seratus persen, berarti seluruh ABT stop. Kami juga sudah bertemu dengan vendor, kalau pemda belum bisa memberikan penyertaan modal, kami ada rencana kerjasama dengan pihak ketiga untuk pemipaan. Jadi, pemipaan itu kita kerjasamakan dengan pihak ketiga supaya pada saatnya nanti benar-benar seluruh ABT bisa distop,” katanya.

Dia mengingatkan penggunaan ABT terus-menerus berdampak pada penurunan daratan, terutama di daerah selatan. “Sekarang kalau tidak salah intrusi air laut ke darat sudah sampai di Jalan Imam Bonjol karena penggunaan ABT. Kalau ABT ditutup jangan dikatakan supaya PDAM full (laku-red). Itu kan karena masalah lingkungan, supaya permukaan tanah tidak berkurang. Kamilah yang akan memberikan suplai air dan kami sudah berbenah. Kita sudah sejalan (dengan wacana Gubernur), tetapi kan tidak sekejap mata masalah selesai. Yang pasti tahun ini sudah jalan dengan penambahan suplai 250 LPS (liter per second) di Belusung juga 250 LPS sudah berjalan. Kemudian untuk pengembangan jaringan kami yang di utara untuk akomodasi Berawa, Canggu Tibubeneng sudah kami lakukan perencanaan bahkan RAB sudah. Kami juga sudah berkoordinasi dengan PUPR, supaya bersamaan memasang pipa agar tidak tumpang tindih. Jadi kita akan lihat dimana PUPR akan membangun infrastruktur dan di situ tidak ada jaringan, kami akan langsung memasang. Jadi benar-benar satu kali kerja. Sinergitas kita dengan PUPR sudah benar-benar luar biasa, sudah kayak jadi satu,” katanya.

Sementara Made Sugita mengapresiasi kebijakan Gubernur Bali, Wayan Koster, untuk mengurangi bahkan menghentikan penggunaan ABT, karena semakin lama penggunaan ABT kurang bagus.

Saat sekarang, kata dia, PDAM Badung sedang berusaha berbenah, bagaimana caranya bisa melayani seluruh masyarakat Badung, apalagi terkait dengan akomodasi pariwisata. “Dengan adanya kebijakan Bapak Gubernur dan kami diberikan keleluasaan penuh untuk melayani khusus di bidang air, sehingga yang punya ABT sekarang mohon rekomendasi ke PDAM sebelum mendapat izin atau perpanjangan izin. Artinya, sepanjang PDAM mampu melayani berarti tidak boleh menggunakan ABT. Tetapi memang, mohon maaf, sampai saat ini kami belum mampu melayani seratus persen, karena kami masih berbenah, menginvestasi jaringan, kesiapan pipa pengaliran airnya, sehingga kami sekarang mendata,” katanya.

Contoh, kata dia, Hotel A mohon rekomendasi untuk pemanfaatan ABT, PDAM akan cek apakah mampu untuk melayani kebutuhan air hotel tersebut. Kalau mampu maka wajib memanfaatkan air PDAM. Akan tetapi, kalau belum ada jaringan pipa PDAM, K3 belum siap, pihaknya akan merekomendasikan penggunaan ABT.

“Kami adalah perusahaan daerah, bukan semata-mata melayani, tetapi wajib juga kami mencari untung agar bisa berkontribusi terhadap pemerintah daerah. Sehingga kami benar-benar berpikir untuk berinvestasi. Untuk itu, tim kami turun, kira-kira di mana daerah potensial yang akan menjadi calon pelanggan kita, baru kita berinvestasi,’ katanya.

Suarsa menambahkan, pihaknya sudah menambah di dam estuari 250 LPS, di IPA Belusung mendapat izin 600 lps baru bisa digunakan 390 LPS. “Jadi masih ada 210 LPS air kami yang masih bisa dipergunakan. Sekarang itu filter dan sedimentasi sudah diperbaiki. 600 LPS itu nantinya bisa kami alirkan untuk menyambut apa yang diwacanakan oleh Bapak Gubernur. Sementara yang memakai air kami itu belum optimal,” katanya.

Suarsa juga menanggapi air PDAM di Desa Dalung yang sering macet. “Terus terang, itu kami membeli air itu dari UPT PU Provinsi dari Penet, supaya jangan kami yang disalahkan. Ini paling sering bermasalah. Begitu di sana bermasalah, Dalung yang paling pertama kena, kemudian Buduk. Untuk itu, kami sudah punya perencanaan tahun depan membangun dua reservoar kapasitas 4000 LPS dari air yang kami produksi dari Belusung bisa dioptimalkan untuk mensuplai hingga ke daerah Canggu dan Tibubeneng,” katanya. (bgn003)23080814

Comments
Loading...
Try AI writing tools like Rytr.