Media Informasi Masyarakat

GNPIP Balinusra Kedepankan Ketahanan Pangan

Badung, Baliglobalnews

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Bali dan Nusa Tenggara (Balinusra) fokus mengedepankan sinergi dan inovasi ketahanan pangan TPID Balinusra.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menekankan GNPIP terus diperkuat sehingga program unggulan dan inovasi dalam GNPIP dapat menjadi contoh untuk direplikasi di daerah-daerah lainnya di Indonesia guna memastikan tersedianya pasokan dan keterjangkauan harga.

“Ini penting, guna mewujudkan Bali yang Makmur (Mepada Payu Antuk Bhuwana Bali Sentosa) dan menjaga kestabilan harga pangan di Pulau Bali dan Nusa Tenggara,” katanya di Badung Rabu (17/5/2023).

Dia menyampaikan dampak dari sinergi seluruh pihak sudah terasa, dimana inflasi volatile foods telah turun menjadi sebesar 3,7% (yoy) dari puncaknya di bulan Juli 2022 yang sebesar 11,47% (yoy). “Penguatan sinergi ini perlu terus dilanjutkan di tahun 2023, mengingat hampir 20% sumber kenaikan inflasi adalah dari kelompok pangan bergejolak,” jelasnya.

Dengan berbagai kebijakan dan penguatan sinergi tersebut, kata dia, Bank Indonesia optimis tekanan inflasi akan menurun dan kembali ke dalam target sasaran 3%±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024, dengan inflasi inti akan kembali lebih awal pada paruh pertama 2023.

GNPIP Balinusra 2023, kata dia, difokuskan pada tiga area, meliputi pertama, penguatan kelembagaan melalui komitmen perumda pangan se-Bali untuk membentuk paiketan (perkumpulan) perumda pangan Bali. Kedua, digitalisasi untuk penguatan data/informasi pangan antara lain melalui penguatan aplikasi Sigapura (Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis) dan aplikasi PAN Bali (Pengendalian Angkutan Barang/Logistik Terintegrasi) Bali yang bertujuan mengotomasi manifest arus keluar masuk barang dari/ke Bali. Ketiga, sinergi penguatan klaster pangan antara lain dengan penerapan budidaya organik melalui program dedikasi untuk negeri dan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) perbankan.

Pada kesempatan ini juga dilakukan pengiriman komoditas yang merupakan tindak lanjut komitmen kerja sama antar daerah baik di intra Balinusra, maupun kerja sama dengan wilayah di luar Balinusra, termasuk pengiriman komoditas kepada jaringan perhotelan dan supermarket di Bali yang merupakan penguatan value chain produk-produk di Balinusra.

Sementara Gubernur Bali Wayan Koster juga menyampaikan bahwa, perkembangan inflasi tahun 2022 di Balinusra sudah cukup stabil dan lebih terkendali dibandingkan tahun sebelumnya. “Namun inflasi di Balinusra tetap perlu diperhatikan karena terdapat beberapa risiko yang berpotensi meningkatkan inflasi ke depan, seperti tingginya curah hujan, gangguan produksi dan kenaikan harga bahan bakar minyak,” kata Koster.

Dengan sinergi antarpemerintah daerah dan Bank Indonesia serta pemangku kepentingan lainnya, inflasi di Balinusra diharapkan semakin terkendali dan kembali ke kisaran target 3%±1% pada akhir 2023.

Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya menyampaikan dukungan untuk pembentukan pasar induk di Bali. Hal ini, guna mengatur komoditas yang masuk/keluar Bali agar pasokan di Bali tidak mengalami kekurangan. “Untuk melanjutkan penanaman hidroponik di rumah untuk menambah pasokan dan memenuhi kebutuhan rumah tangga,” katanya. (bgn008)23051802

Comments
Loading...
Full-featured editor: Rytr Desktop.