Media Informasi Masyarakat

Disbud Genjot Inventarisasi Kesenian di Kota Denpasar

Denpasar, Baliglobalnews

Dinas Kebudayaan Kota Denpasar menggencarkan pendataan kesenian di Kota Denpasar untuk mendukung pelestarian, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan seni tersebut.

Menurut Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dwi Wahyuning Kristiansanti, kegiatan yang dikemas dalam program inventarisasi kesenian di Kota Denpasar itu merupakan sebuah upaya untuk menciptakan database untuk mendukung pelestarian, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan seni di Kota Denpasar. Ada empat cabang seni yang menjadi prioritas, mulai dari seni tari, karawitan, seni rupa dan teather.

Dia menyebutkan pada prinsipnya seka, sanggar, banjar, pura, pamaksan dan komunitas seni bisa didaftarkan. Namun, dalam pelaksanaanya aktivitasnya wajib melaksanakan pembinaan kesenian atau yang bersifat mengkhusus.

“Seka, sanggar atau komunitas bisa masuk asalkan ada kesenian khusus, namun jika sanggar itu hanya melakukan pembelajaran tari dan tabuh secara umum tidak bisa masuk, sedangkan jika sanggar itu melakukan pelatihan atau pembinaan seni gambuh atau arja itu bisa, dan khusus sanggar kita sudah ada data basenya sendiri,” ujarnya ketika dimintai konfirmasi Jumat (22/1).

Wiwin, sapaan akrab Dwi Wahyuning Kristiansanti, menyatakan kegiatan itu bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pelestarian, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan seni di Kota Denpasar. Sehingga nantinya dapat ditarik kesimpulan seberapa besar kesenian Kota Denpasar yang masih aktif, kurang aktif ataupun yang sangat urgent untuk dilaksanakan penyelamatan.

“Jadi dengan Inventarisasi Kesenian ini data yang kita peroleh memang data valid sesuai dengan apa yang ada di lapangan, sehingga dapat diputuskan apakah diperlukan pendampingan, pembinaan atau rekontruksi,” katanya.

Proses inventarisasi, kata dia, dilaksanakan secara online. Di mana, masyarakat ataupun tokoh masyarakat dapat mendaftarkan keseniannya atau kelompok keseniannya melalui link pendaftaran https://bit.ly/Pendataan_Kesenian. Di mana, pendaftaran cukup dengan mengisi data pada link tersebut  yang terdiri atas nama kesenian, tahun berdiri kesenian/seka, kecamatan, desa/kelurahan, banjar, alamat, nama ketua kesenian, no HP, email seka, deskripsi singkat, status kesenian aktif/tidak aktif dengan baik dan jelas  untuk dikirimkan kembali. Setelah dilengkapi dan dikirimkan maka kesenian tersebut sudah masuk dan terdata di Dinas Kebudayaan Kota Denpasar.

“Kami sudah bersurat ke perbekel/lurah untuk diteruskan kepada masyarakat, sehingga pendataan ini dapat dilaksanakan secara maksimal serta diharapkan dapat mengisi paling lambat 31 Januari 2021,” ujarnya.

Wiwin berharap dengan potret data ini Pemerintah Kota Denpasar dapat memiliki peta data yang baik. Selain itu, dengan data ini diharapkan kesenian-kesenian yang tidak berkembang dapat dilakukan rekontruksi kembali baik secara mandiri melalui kegiatan di Dinas kebudayaan ataupun dengan melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga tinggi, komunitas atau pun kelompok kesenian lainnya yang ada di Kota Denpasar maupun di Provinsi Bali. Dan untuk yang sedang berkembang tetap bisa dilakukan pemantauan.

“Karenanya Dinas Kebudayaan tidak dapat melakukan hal ini sendiri, kami membutuhkan kerjasama yang baik terutama dengan pemilik wilayah kesenian itu sendiri, saat ini kami melakukan  koordinasi dengan seluruh kelurahan dan desa se-Kota Denpasar dan kami berharap para Lurah dan Perbekel  dapat menjadi tim work untuk kegiatan ini,” harapnya. (bgn003)21012217

Comments
Loading...