Denpasar, Baliglobalnews
Inovasi Radio Inklusi Menuju Denpasar Maju (Raditya) mengikuti seleksi verifikasi dan observasi lapangan menuju Top 45 atau tahap final. Pelaksanaan verifikasi dan observasi tersebut dipimpin Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa tahapan wawancara di hadapan Tim Panelis Independen Verifikasi dan Observasi Lapangan secara daring dari Gedung Dharma Negara Alaya, Selasa (25/7/2023).
Arya Wibawa mengatakan Raditya hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Denpasar akan sarana komunikasi, sosialisasi dan informasi mengenai layanan publik, pembangunan, pendidikan, pelestarian budaya, kegawatdaruratan, kebencanaan, info lalu lintas dan hiburan yang bersifat inklusif sehingga dapat diterima serta dinikmati manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat. “Kehadiran Raditya ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan Kota Denpasar sebagai Kota Inklusi,” ujarnya.
Dia menyebutkan materi informasi yang tersedia di Raditya juga telah terintegrasi di semua platform, sehingga seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali penyandang disabilitas dan juga kaum lansia yang acap kali kesulitan untuk mengakses program siaran dapat tetap mendapatkan informasi yang sama, baik itu secara analog, ataupun subdomain dan juga media sosial.
Pada kesempatan tersebut ditampilkan layanan streaming Raditya yang juga telah terintegrasi dengan aplikasi DPS (Denpasar Prama Sewaka). Karena itu, melalui inovasi Raditya, Radio Publik Kota Denpasar menjadi radio pertama di Provinsi Bali yang memberdayakan para penyandang disabilitas sebagai penyiar khusus, memberikan ruang bagi para kelompok lansia untuk tampil dan menyalurkan hobi melalui segmen Gita Sancaya di setiap hari Minggu, serta secara rutin setiap bulannya bekerjasama dengan kelompok Kisara (Kita Sayang Remaja) untuk mengedukasi remaja perihal seksualitas dan juga permasalahan remaja lainnya.
Arya Wibawa mengatakan tiga aspek utama yang disasar oleh inovasi Raditya meliputi kelompok disabilitas, dengan memberdayakan 6 penyandang disabilitas sebagai tenaga penyiar khusus di RPKD FM; Kelompok masyarakat lanjut usia, dengan memberikan wadah bagi kelompok kelompok pesantian lansia yang tersebar di 43 desa/kelurahan di Kota Denpasar, untuk menyalurkan hobi dalam berkesenian kidung tradisional Bali dalam program acara Gita Sancaya. Dimana hingga tahun 2023 akhirnya telah berkembang menjadi 360 kelompok pesantian yang berada di masing-masing banjar adat di Kota Denpasar.
Ketiga, kelompok remaja, dengan menjalin kerjasama dengan organisasi non profit Kisara dalam melakukan sosialisasi dan juga edukasi kepada remaja terkait permasalahan umum yang sering terjadi, seperti halnya infeksi menular seksual, pernikahan dini, dan lain sebagainya.
Hingga saat ini telah dilakukan 96 kali talkshow gratis di RPKD FM terkait hal tersebut, dan dampaknya membantu menurunkan tingkat IMS dan juga pernikahan anak usia dini di Kota Denpasar. “Inovasi ini dapat dengan mudah direplikasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia memiliki lembaga penyiaran publik lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai media inklusi,” ujarnya.
Sementara Ketua Tim Panelis Independen, R Siti Zuhro, menyampaikan apresiasi terhadap Inovasi Raditya karena telah mengakomodir para penyandang disabilitas. Jadi para disabilitas juga memiliki kesempatan berkarya. Selain itu program yang menarik adalah Gita Sancaya. “Acara Gita Sancaya selain memberikan hiburan juga menguatkan karakter budaya Bali. Kegiatan ini perlu terus dilaksanakan untuk menjaga budaya Bali,” ujarnya. (bgn003)23072404