Desa Adat Ungasan Dukung Pelestarian Seni dan Budaya Bali
Denpasar, Baliglobalnews
Komunitas Seni Taksu Mandala dari Banjar Wijaya Kusuma, Desa Adat Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, tampil apik sebagai duta Kabupaten Badung dalam Parade Palegongan Klasik Khas pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47.
Bandesa Adat Ungasan I Wayan Disel Astawa saat diwawancarai di Art Center Denpasar pada Senin (14/7/2025) mengungkapkan kebanggaannya atas keterlibatan kelompok seni dari desanya dalam PKB tahun ini, dan dukungan desa adat terhadap kesenian bukan semata soal dana. “Astungkara, kami punya generasi muda seperti di Taksu Mandala, yang sangat kreatif dan semangat berpartisipasi dalam PKB ke-47 ini. Sebagai bandesa, tentu kami selalu support dan memberikan motivasi untuk kemajuan dan kelestarian adat, seni, dan budaya,” katanya.
Menurut Disel, keberlangsungan kesenian bukan hanya tanggung jawab seniman atau sanggar, tapi juga desa adat sebagai institusi tradisional yang punya peran besar dalam membentuk karakter generasi. Disel juga menambahkan, sebagai desa yang berada di kawasan pariwisata, Ungasan sadar betul bahwa budaya adalah bagian penting dari daya tarik Bali.
Karena itu, kata dia, peran serta dalam PKB diyakini tidak hanya berdampak pada pelestarian seni, tetapi juga ikut mendukung sektor pariwisata, yang menjadi tulang punggung perekonomian Badung. “Dengan adanya Pesta Kesenian Bali, saya yakin para wisatawan akan terus datang untuk menikmati keindahan budaya Bali,” katanya.
Wakil Ketua I DPRD Bali itu juga yakin bahwa gelaran PKB menjadi salah satu cara efektif untuk menarik minat wisatawan mancanegara, bukan hanya karena pementasan yang disuguhkan, tetapi juga karena nilai-nilai luhur yang ditampilkan melalui tari dan musik tradisional.
Meskipun tampak sederhana, penampilan pelegongan klasik dari Taksu Mandala justru menyuguhkan makna yang mendalam. Gerak tari yang halus, penuh penghayatan, dan ekspresi yang terjaga mencerminkan kedalaman nilai estetika seni tari Bali yang terus dijaga hingga kini. “Untuk penampilan sangat memukau. Walaupun kelihatan sederhana, mereka berperan sebagai daya tarik klasik tentunya tidak hanya harus bisa kita hayati, tapi bisa kita maknai kesederhanaan itu,” katanya.
Pelegongan klasik memang dikenal sebagai salah satu bentuk tari Bali yang sangat halus dan penuh dengan simbol-simbol estetika tinggi. Dibutuhkan ketekunan dan penghayatan yang dalam dari para penari.
Dia menyampaikan keikutsertaan Taksu Mandala di PKB kali ini merupakan suatu kehormatan besar bagi Desa Adat Ungasan. Selain menjadi ajang apresiasi, ini juga menjadi ruang pembuktian bahwa desa adat mampu menghidupkan seni dari akar rumput, lewat anak-anak muda yang tekun dan kreatif. “Melestarikan seni, adat, dan budaya itu tidak cukup hanya karena ada finansial. Harus ada kemauan, niat, dan tentu bakat. Kalau tidak ada itu, sebesar apa pun anggarannya, pasti akan diabaikan,” tandasnya. (bgn008)25071503