Desa Adat Kerobokan Akan Gelar Caru Amreta Bhuwana di Pura Petitenget
Badung, Baliglobalnews
Desa Adat Kerobokan akan menggelar caru amreta bhuwana di Pura Petitenget, pada Tilem Kawulu, Wraspati Pon Landep, Kamis (11/2).
Menurut Pemucuk Parajuru Pura Dang Kahyangan Petitenget lan Pura Masceti Ulun Tanjung, AAN Rai Yuda Darma, tujuan caru amreta bhuwana adalah ngutpeti atau mapayahu jagat beserta isinya agar mendapatkan jagathita. ”Caru artinya tawur/yadnya. Amreta artinya urip/landuh, Bhuwana artinya jagat, disebut juga sebagai purusa/akasa. Itu sebabnya caru tersebut sarananya sapi jagiran hitam, di mana sapi artinya nandini, sebagai wahana yang menyebabkan ketentraman jagat, jagiran artinya laki-laki yang berperawakan tegap berarti sempurna, sedangkan warna hitam artinya Krisna perlambang Wisnu sebagai pemelihara jagat,” katanya ketika ditermui Selasa (9/2).
Tokoh masyarakat Kerobokan yang akrab disapa Tu Rah Rai itu menyampaikan prosesi dan upakara diawali dengan menyembelih sapi jagiran hitam di tengah-tengah pintu masuk dan keluar (nista mandala Pura Petitenget) dengan perlengkapan dan sarana upakara antara lain Tirtha, payung kuning 2, tombak poleng 2, tamiang 2, tah (arug) 2, daksina panyambelehan, segehan 9 tanding, segehan 11 tanding, rantasan, pasucian.
”Setelah upakara itu dilaksanakan, sapi jagiran hitam disembelih oleh pamangku memakai pakaian serba putih dengan membawa tah (arug). Di akhir upacara pecaruan tersebut semua sarana upakara termasuk sapi selem dilarung ke Pantai Petitenget atau disebut dengan mapekelem,” ujarnya.
Kadis Perhubungan Badung itu menegaskan dalam pelaksanaan pecaruan di tengah situasi PPKM berbasis desa/kelurahan dan desa adat saat ini, pihaknya melakukan pembatasan krama pengayah dengan tetap memperhatikan dan mematuhi protokol kesehatan secara ketat seperti wajib mempergunakan masker, wajib cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir dan selalu jaga jarak minimal 1,5 meter.
”Penyanggra pecaruan dari persiapan sampai dengan berakhirnya pecaruan dilaksanakan oleh krama pangerob, permas lan pamaksan Pura Dang Kahyangan Petitenget, Parajuru Pura Dang Kahyangan Petitenget lan Pura Maseti Ulun Tanjung serta banjar pagilir yakni Banjar Padang, Desa Adat Kerobokan, dengan jumlah yang terbatas,” tegasnya seraya menambahkan krama desa se-Desa Adat Kerobokan yang akan nunas tirta pecaruan lan neduh di Pura Dhang Kahyangan Petitenget cukup diwakilkan oleh kelian banjar adat masing-masing dengan maksimal yang hadir dua orang mulai pukul 10.00 hingga pukul 14.00 wita, selanjutnya tirta tersebut akan dibagikan ke krama banjar masing-masing.
Dia merinci rangkaian pecaruan dimulai pada Soma Kliwon Landep (8/2) ngawit lan mapanguning, pada Anggara Umanis Landep (9/2) makarya asagan, klakat, sanggah cucuk, Buda Paing Landep (10/2) nunas pakuluh lan memben banten dan puncaknya pada Wraspati Pon Landep (11/2) macaru amreta bhuana. (bgn003)21020914