Bupati Giri Prasta Serahkan Sertifikat WBTB kepada Desa Adat Kapal dan Desa Adat Jimbaran
Badung, Baliglobalnews
Dua tradisi di dua desa adat di Kabupaten Badung menerima sertifikat penetapan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sertifikat Diserahkan Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, kepada Bendesa Adat Kapal dan Bendesa Adat Jimbaran di Wantilan Balai Banjar Teba, Desa Adat Jimbaran Kuta Selatan, Jumat (4/3).
Tradisi Siat Yeh di Desa Adat Jimbaran dan Tradisi Kebo Dongol di Desa Adat Kapal Kabupaten Badung telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia serta mendapat pengakuan secara nasional.
Data Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung menyebutkan saat ini ada 11 WBTB yang dimiliki Desa Adat di Badung dan telah memenuhi syarat mendapatkan pengakuan secara nasional. Penyerahan sertifikat WBTB ini dilaksanakan pada saat hari raya Ngembak Geni dirangkaikan dengan pelaksanaan tradisi Siat Yeh yang di laksanakan warga jimbaran. Tradisi Siat Yeh atau perang air tetap digelar oleh warga Banjar Teba Kelurahan Jimbaran Badung dengan menerapkan protokol Kesehatan yang ketat. Tradisi ini mengandung filosofi penyucian diri menyambut tahun baru saka.
Bupati Nyoman Giri Prasta secara pribadi juga memberikan bantuan dana total Rp 15 juta, masing-masing Rp 5 juta untuk kegiatan pelestarian Tradisi Siat Yeh di Desa Adat Jimbaran, Tradisi Kebo Dongol di Desa Adat Kapal dan Pembinaan Sekaa Gong Wanita.
Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, mengatakan Pemerintah Kabupaten Badung sudah berkomitmen dalam visi dan misi melalui Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) khususnya poin keempat yaitu adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Ini diterapkan dan diaplikasikan semua serta berkoordinasi dengan pemerintah pusat dengan Kemenkumham dan Dirjen Kebudayaan Pusat tentang Hak Cipta, HAKI, dan WBTB.
“Kami di Kabupaten Badung sudah ada 11 WBTB dan kita sudah sertifikatkan, begitu juga dengan warisan benda yaitu Pura, sudah ada kurang lebih 30 pura yang sudah disertifikatkan. Hari ini adalah rangkain daripada Hari Raya Suci Nyepi, yang pertama kita melaksanakan tawur pengerupukan, lalu perayaan nyepi dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian dan sekarang Ngembak Geni. Maka hari ini warga Jimbaran melaksanakan tradisi Siat Yeh dan di Desa Adat Kapal melaksanakan Kebo Dongol dan ini harus kita lakukan dan lestarikan. Saya pastikan desa adat yang ada di Kabupaten Badung yang memiliki tradisi, ke depannya akan kami berikan uang pembinaan. Kami di Pemerintah Kabupaten Badung akan memberikan bantuan dana minimal sebesar Rp 25 juta dan akan diberikan kepada masing masing bendesa maupun tokoh adat untuk keperluan pembinaan tradisi dan budaya tersebut dan ini wajib untuk dilaksanakan,” ujarnya.
Sementara Koordinator Siat Yeh, I Komang Agus Wiweka, mengatakan tradisi yang sempat terkubur karena pesatnya perkembangan zaman ini berusaha dibangkitkan kembali oleh masyarakat Jimbaran. Prosesi siat yeh diawali dengan mendak atau menjemput tirta air suci ke pantai timur di wilayah Suwung dan pantai barat di Jimbaran. Tradisi mendak tirta menggunakan lima kendi dari masing-masing tempat disesuaikan dengan pengurip-urip yaitu warna kuning dari barat dan putih dari timur. Tradisi siat yeh yang dilaksanakan di hari Ngembak Geni atau Umanis Nyepi ini mengandung filosofi pembersihan diri untuk menyambut Tahun Baru Saka.Dalam situasi pandemi jumlah peserta Siat Yeh dibatasi hanya 25 orang saja untuk masing masing kelompok. Selain Siat Yeh, Desa Adat Jimbaran juga berusaha membangkitkan kembali tradisi lainnya yang sudah ada sebelumnya yaitu Tradisi Magegobog untuk mengusir energi negatif alam yang berlangsung saat hari Pengerupukan Nyepi.
Turut hadir Ketua DPRD Badung Putu Parwata, Kadis Kebudayaan I Gde Eka Sudarwitha, Camat Kuta Selatan I Ketut Gede Arta, Camat Mengwi I Nyoman Suhartana, Bandesa Adat Kapal Ketut Sudarsana, Bandesa Adat Jimbaran I Gusti Made Rai Dirga, dan undangan lainnya. (bgn003)22030409