Bupati Giri Prasta Hadiri Upacara Majaya-jaya PHDI di Pura Agung Besakih
Karangasem, Baliglobalnews
Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, menghadiri upacara majaya-jaya Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) yang diikuti kurang lebih 40 orang Pengurus PHDI Pusat Masa Bakti 2021-2026, baik dari unsur Sabha Pandita, Sabha Walaka, maupun Pengurus Harian bertempat di Pura Agung Besakih, Kabupaten Karangasem bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, Sabtu (20/11).
Upacara dipuput oleh 5 sulinggih yaitu Ida Pandita Nabe Bang Buruan Manuaba, Ida Rsi Agung Yoga Sidhi Bang Pinatih, Ida Rsi Agnijaya Mukthi, I Pandita Mpu Siwa Budha Daksa Darmita, dan Ida Rsi Bhagawan Agung Damarjaya Pemecutan Manuaba.
Bupati Badung Giri Prasta selaku Ketua MGPSSR Bali mengatakan kegiatan itu merupakan pelantikan secara niskala (agama) bertujuan untuk memohon restu dan waranugraha kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kepengurusan berjalan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan untuk menghormati, menjaga, merawat, dan melaksanakan tradisi warisan leluhur sehingga konsep alam sekala niskala ini bisa berjalan dengan baik.
Bupati Giri Prasta mengajak untuk membangun persaudaraan yang kuat, bersatu membangun bali seutuhnya dan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya. “Yang dulu ada hal tidak baik kita tinggalkan, yang baik kita pertahankan, kita kuatkan dan kita lestarikan, yang sekarang kita lakukan dengan baik dan yang kedepan kita sempurnakan dan selalu berlandaskan pancasila. Mari kita sama-sama menunjukkan jati diri, dengan mengedepankan rasa bakti ring Ida Hyang Widhi Wasa, bakti ring kawitan, tindih ring bhisama dan guyub ring semeton,” ucapnya.
Giri Prasta juga mengajak masyarakat untuk bersatu padu, karena kalau bersatu setengah perjuangan sudah berhasil, apabila tidak bersatu setengah perjuangan gagal. “Pancasila adalah perasan dari kearifan masyarakat Indonesia dan sesanti Bhinneka Tunggal Ika adalah bersumber dari spirit ajaran Hindu, sehingga umat Hindu seyogyanya menjadi contoh dan teladan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila. Dengan disahkannya kepengurusan melalui prosesi majaya-jaya. Kami harapkan seluruh jajaran kepengurusan akan bekerja semakin solid untuk melaksanakan program kerja,” katanya.
Sementara Ketua Umum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn), Wisnu Bawa Tenaya, mengatakan upacara majaya-jaya dilakukan dalam rangkaian penutupan Mahasabha XII yang telah digelar beberapa waktu lalu. “Sekarang dilaksanakan doa bersama kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Kuasa agar program-program yang nanti dikerjakan ke depan mendapat asung kertha wara Hyang Widhi agar semua berjalan lancar, mangda sami labda karya,” katanya.
Pihaknya berharap dalam menjalankan program kerja kedepan terjalin kolaborasi pentahelix dalam melaksanakan dharma agama dan dharma negara. “Jadi bagaimana komunikasi kita kepada pemerintah, entrepreneur, lintas agama, serta organisasi kita ke dalam termasuk media,” ujarnya.
Dia juga mengajak umat Hindu untuk selalu bersatu dan ingat dengan bhisama serta sebagai warga negara umat Hindu di seluruh Indonesia agar selalu membumikan Pancasila sebagai dasar negara dan senantiasa menjunjung persatuan dan kesatuan. “Ibarat sapu lidi, agar menjadi kuat menghadapi berbagai tantangan keumatan. Bahwa perbedaan adalah keniscayaan oleh karenanya harus diterima dengan prinsip-prinsip saling menghormati, menghargai, dan toleransi,” katanya.
Upacara majaya-jaya yang dilaksanakan usai Mahasabha XII ini turut dihadiri dari Sabha Pandita, Dharma Adhyaksa Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba dan belasan pandita, Ketua Sabha Walaka I Ketut Puspa Adnyana bersama belasan anggota, pengurus PHDI Provinsi Bali dan PHDI Kabupaten se-Bali, utusan organisasi Hindu di antaranya Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi, Maha Semaya Warga Pande, Pratisentana Arya Damar Bali, Prajaniti, WHDI, KMHDI, Pinandita Sanggraha Nusantara, Persadha Nusantara dan tokoh-tokoh dari Puri Singaraja. (bgn003)21112103