Media Informasi Masyarakat

Belajar dari Budaya Lokal, Danone-Aqua Berkomitmen Hadirkan Solusi Sampah Plastik

Badung, Baliglobalnews

Menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap 21 Februari, Danone-Aqua bersama National Geographic Indonesia, Komunitas Malu Dong, Systemiq, dan Octopus mendiskusikan aksi yang dibutuhkan untuk mempercepat transisi Indonesia ke model ekonomi sirkular serta menyelesaikan masalah sampah plastik, dengan menitikberatkan pada solusi untuk Bali, dalam webinar bertajuk ”Inspirasi Bijak dari Pulau Dewata untuk Kebaikan Lingkungan” yang digelar oleh Aqua dan National Geographic Indonesia pada Jumat (19/2).

Dalam webinar tersebut terungkap data terbaru National Plastic Action Partnership yang dirilis pada April 2020, volume sampah plastik tahun 2020 mencapai 6,8 juta ton dan tumbuh 5 % setiap tahun.

Sebelumnya, Presiden Direktur Danone-Aqua, Corine Tap, mengatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan industri untuk mencapai target Pemerintah Indonesia dalam mengurangi sampah plastik di laut sampai 70 % tahun 2025 adalah melalui pendekatan yang holistik, mulai dari inovasi kemasan, pengumpulan sampah plastik dan edukasi konsumen yang seluruhnya menjadi pilar gerakan #BijakBerplastik yang diluncurkan oleh Danone-Aqua tahun 2018.

Danone-Aqua menyadari fakta bahwa sistem pengolahan sampah di Indonesia masih terlalu kompleks, dan menjadi perusahaan pertama yang menyatakan jika permasalahan ini hanya dapat diselesaikan melalui usaha keras dan kolaborasi multipihak.

Head of Climate & Water Stewardship Danone, Ratih Anggraeni, mengatakan Danone-Aqua adalah perusahaan pertama yang berkomitmen untuk mengimplementasikan konsep ekonomi sirkulasi sebagai salah satu solusi untuk memecahkan masalah sampah plastik di Indonesia. ”Hingga kini, kami telah menghadirkan berbagai inovasi dalam pengelolaan sampah, mulai dari kolaborasi dengan komunitas lokal hingga pembangunan fasilitas daur ulang. Kami juga berkomitmen untuk memanfaatkan material yang terkumpul, sebagai bahan baku kemasan atas produk air minum yang kami gunakan sehingga tidak berpotensi mencemari lingkungan, sebagaimana tercermin di visi kami, one planet one health,” katanya.

Ratih mengemukakan Aqua sebagai perusahaan air minum terbesar dan berkualitas di Indonesia telah mengimplementasikan solusi unik dan menyeluruh untuk menjawab isu plastik sampah. ”Kami berkomitmen untuk menggunakan 100 % kemasan sirkular di tahun 2025. Untuk merealisasikan hal ini, kami terus melakukan riset untuk dapat menyediakan hidrasi sehat bagi masyarakat Indonesia dengan mengeliminasi dampak sampah plastik di masa kini dan masa depan. Sejak tahun 1983, Aqua telah memelopori inovasi kemasan ramah lingkungan Aqua galon dan memastikan 70% bisnisnya sirkular, serta terus berinovasi melalui berbagai bentuk yang baru kami luncurkan di Bali, di antaranya melalui diluncurkannya produk baru Danone-Aqua yang menggunakan kemasan 600 ml dan 100 % terbuat dari 100 % rPET (recycled PET) atau plastik PET daur ulang sebagai jawaban atas permasalahan sampah plastik di Bali sekaligus edukasi konsumen mengenai ekonomi sirkular,” katanya.

Menurut Ratih, sejak tahun 2018, Danone-Aqua telah mengidentifikasi Bali sebagai pulau percontohan berkelas dunia dan menjadi fokus dari implementasi inisiatif berkelanjutan perusahaan. Sebagai perusahaan pionir ekonomi sirkular, Danone-Aqua juga berkolaborasi dengan berbagai mitra untuk mengatasi tantangan plastik sampah di Bali. Namun demikian, jalan yang perlu ditempuh memang masih panjang untuk dapat mengubah pola konsumsi masyarakat dan kebiasaan membuang sampah di Bali.

”Berdasarkan riset kami, 829 ton sampah plastik diproduksi di Bali setiap hari. Dari seluruh sampah plastik itu, hanya 57 ton atau sekitar 7% berhasil didaur ulang, sementara 89 ton atau 11 % terbuang ke saluran air dan mencapai laut,” kata Lincoln Rajali Sihotang, Program Manager Systemiq.

”Kami juga mencoba melakukan pemetaan sampah dan kondisi di berbagai lokasi, seperti misalnya melihat pola perilaku masyarakat di lokasi tertentu, kondisi jaringan sungai, pola timbunan sampah di lokasi, dan sebagainya. Diharapkan ke depannya data ini bisa digunakan untuk menentukan pendekatan yang tepat untuk pengolahan sampah yang lebih terarah,” katanya.

Sejak meluncurkan kampanye nasional #BijakBerplastik tahun 2008, Danone-Aqua telah mengadakan berbagai aktivitas untuk meningkatkan kualitas manajemen sampah plastik di Bali dengan fokus di tiga pilar, yakni pengumpulan, edukasi dan inovasi.

Ratih menyebutkan tahun 2018, lebih dari 1.100 bergabung di dua pusat daur ulang (Recycling Business Unit/RBU) Aqua di Tohpati, Denpasar dan Lepang, Klungkung. Bagi pemulung, sampah plastik menghasilkan pendapatan terbesar dibanding sampah lainnya. Maka Danone-Aqua berusaha meningkatkan kesejahteraan mereka melalui digitalisasi usaha pengumpulan sampah plastik di aplikasi Octopus. Melalui aplikasi tersebut, konsumen di Badung dan Denpasar dapat memanggil pemulung untuk menjemput sampah plastik langsung dari rumah atau kantor untuk dibawa ke pusat daur ulang terdekat. Sejak awal tahun 2021, Octopus telah digunakan lebih dari 1.000 konsumen di Bali.

Di bidang edukasi, Danone-Aqua bermitra dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Yayasan Lentera Anak, dan Universitas Indonesia untuk meluncurkan modul edukasi ”Sampahku Tanggung Jawabku” kepada anak usia SD. Sejak tahun 2020, bekerja sama dengan EcoBali,Danone-Aqua mengimplementasikan materi ini dalam kegiatan belajar-mengajar di sepuluh sekolah yang tersebar di area Badung, Denpasar dan Gianyar kepada lebih dari 2.400 siswa. Program edukasi ini turut didorong komunitas lokal, satu di antaranya lewat pembukaan 10 unit bank sampah banjar lewat kerjasama dengan dengan Yayasan Bali Wasu Lestari di Ubud.

Dalam hal inovasi, Danone-Aqua berkomitmen membuat 100% kemasan plastiknya dapat digunakan ulang, didaur ulang atau dijadikan kompos pada tahun 2025. Tahun 2019 Danone-Aqua telah meluncurkan botol 100 % rPET, Aqua Life dan melanjutkan inovasi dengan meluncurkan botol kaca guna ulang (Returnable Glass Bottle) untuk Aqua 600 ml yang mengandung 100 % rPET, maka tidak ada lagi produk sejenis dengan kandungan plastik baru (virgin plastik) yang dipasarkan di Bali.

”Banyak yang masih belum mengetahui bahwa sejak tahun 2015 Danone-Aqua telah mengumpulkan lebih banyak plastik dari yang digunakan melalui berbagai kemitraan bersama organisasi nirlaba lokal dan komunitas warga, pemulung dan bank sampah,” katanya.

Dia menyebutkan pengumpulan sampah melalui aplikasi seperti Octopus terbukti efisien. ”Dalam kurang dari tiga tahun kami telah memiliki 19.000 pelanggan dan bermitra dengan lebih dari 2.700 pemulung dan telah mengumpulkan lebih dari 9 juta ton sampah plastik di Makassar dan Bali. Kesuksesan kolaborasi bersama Aqua ini mendorong kami untuk mereplikasi pola pengumpulan sampah di Jakarta dan Bandung pada tahun 2021,” kata Moehammad Ichsan, Co-founder dan CEO Octopus Indonesia.

”Dengan mengelola sampah secara efisien, kami yakin masyarakat dapat berperan lebih aktif dalam lingkungan dan ekosistem sekitar, termasuk kehidupan laut,” katanya.

Semenara pendiri Komunitas Malu Dong Buang Sampah, Komang Bimo, mengatakan Bali memang selalu dikenal sebagai pusat pariwisata yang mendunia. Namun, di balik pendekatan Bali yang global, kekuatan budayanya secara lokal masih akan selalu ada. ”Itulah uniknya Bali. Saya merasakan sendiri bagaimana pendekatan melalui komunitas selalu lebih efektif, dapat menjangkau secara personal, dan akan lebih nyaman, karena semua bergerak secara komunal. Tak terkecuali solusi untuk permasalahan sampah. Sekecil apapun upaya anak-anak muda ini, jika dilakukan secara konsisten akan lebih terasa dampaknya ke masyarakat sekitar,” tandasnya. (bgn003)21022006

Comments
Loading...
Official Rytr — hosted on GitHub.