Apresiasi Semangat Gotong-royong Warga, Bupati Tabanan Hadiri Uleman di Desa Kuwum dan Desa Kukuh Marga

Tabanan, Baliglobalnews
Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, menghadiri uleman karya manusa yadnya “ngerit” ngaben sawa pranawa lan nyekah kurung di Banjar Adat Kuwum Tegallinggah, Desa Adat Kuwum dan dilanjutkan menghadiri undangan upacara pitra yadnya dan manusa yadnya di Banjar Adat Tengah, Balai Banjar Adat Tengah, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, pada Senin (7/11/2022).
Bupati Sanjaya memulai kunjungannya di Banjar Adat Kuwum Tegallinggah, Desa Adat Kuwum, dimana karya manusa yadnya tersebut terdiri dari 53 sawa ngaben, 9 peserta nyekah, 101 peserta metatah dan 44 ngelungah. Dengan total jumlah KK 206, karya yang telah dimulai sejak 30 Oktober hingga puncak acaranya di 12 November ini dikerjakan dengan spirit gotong-royong. Masing-masing sawa hanya dikenakan biaya Rp 4,4 juta. Sementara peserta nyekah dikenakan biaya Rp 2,2 juta dan peserta metatah Rp 360 ribu dan ngelungah masing-masing Rp 800 ribu.
Kegiatan itu mendapat atensi dan apresiasi yang sangat baik dari Bupati Sanjaya, terlebih pengabenan bersama ini termasuk dalam pelestarian tradisi, adat agama dan budaya yang sangat linier dengan Visi dan Misi Kabupaten Tabanan, Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang dalam konsepnya ialah menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam, baik melalui manusianya, krama, serta tata laksana budaya serta alam lingkungan yang dijaga kesuciannya secara sekala dan niskala.
Bupati Sanjaya menekankan bahwa konsep “ngerit” atau “irit” seharusnya tidak lagi berlaku dalam kebersamaan yang diusung oleh masyarakat. “Dengan konsep bersama ini, tidak ada lagi namanya pengabenan ngerit, artinya ngirit atau irit. Biaya yang kecil, tidak lagi. Ini upakara atiwa-tiwa, pitra yadnya yang sangat agung dan sangat mulia kita hormati, sudah melalui sebuah proses, hanya diselenggarakan dengan cara bersama, berkelompok, ini namanya pengabenan bersama, tidak mesti ngerit,” ujarnya. Baginya, justru upacara-upacara yang dinilai sangat agung ini sudah sangat mengikuti sastra agama.
Selanjutnya, Bupati Sanjaya menghadiri undangan upacara pitra yadnya dan manusa yadnya yang berlangsung di Banjar Adat Tengah, Balai Banjar Adat Tengah, Desa Kukuh, Kecamatan Marga. Di mana dalam karya yang digelar setiap 10 tahun sekali tersebut, terdiri dari sawa ngaben dan memukur 15 diri, dan memukur 3 diri, dan juga diikuti oleh peserta potong gigi 23 diri dan upacara 3 bulanan 4 diri. Biaya yang dikeluarkan oleh pihak keluarga Rp 6 juta untuk sawa ngaben dan memukur dan Rp 3 juta untuk yang memukur saja.
Hal ini mendapat perhatian dari Bupati Sanjaya. Baginya dengan biaya yang sangat terjangkau, karya agung yang mengedepankan kerjasama berkelompok ini dapat berjalan dengan baik dan luar biasa. “Karya yang penting adalah karya yang meupa saksi, artinya karya yang sudah lascarya, murdaning jagat, sudah bagus sekali dan tidak ternilai oleh materi,” katanya.
Pihaknya juga menegaskan komitmen Pemerintah Tabanan untuk selalu mensupport masyarakat bukan hanya pada upacara-upacara yang kolektif saja, namun semua kegiatan yang kolektif pasti akan selalu didukung, termasuk kegiatan kawin masal.
Ketua Panitia Karya Desa Kukuh, Gede Puspadana, mengaku sangat antusias dalam menyambut kedatangan orang nomor satu di Tabanan itu. “Terima kasih untuk Bapak Bupati yang sudah luar biasa ngerauhin, dengan kegiatan yang cukup padat, beliau sudah menyempatkan diri untuk datang,” ujarnya siang itu.
Puspadana juga berharap agar persatuan antarkrama ini dapat terus berjalan. “Apapun tujuan kita akan cepat kita dapatkan dengan persatuan, apa yang kita inginkan dan apa yang kita cita-citakan, prosesnya akan cepat berhasil dengan adanya persatuan,” katanya. (bgn003)22110702