Denpasar, Baliglobalnews
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, ngayah “nyangging” serangkaian karya mepandes/metatah massal yang digelar pertama kalinya oleh Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, di Balai Banjar Desa Adat Sanglah, pada Rabu (3/7/2024).
Walikota Jaya Negara mengatakan ritual potong gigi (mepandes) yang merupakan salah satu ritual manusa yadnya yang wajib dilakukan.
“Dalam agama Hindu mepandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. Ritual ini bertujuan untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia yang menurut agama Hindu dikenal dengan istilah sad ripu atau enam musuh dalam diri manusia,” ujarnya.
Dia menyebutkan selain merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dalam kehidupan, metatah merupakan upacara untuk menetralisir sifat buruk dalam diri manusia yang disebut dengan sad ripu yang meliputi kama (hawa nafsu), lobha (serakah), krodha (pemarah), mada (mabuk), matsarya (dengki dan irihati), dan moha (kebingungan).
Sementara Perbekel Desa Dauh Puri Kelod, Nengah Suartha, mengatakan upacara metatah massal pertama kalinya di adakan oleh Desa Dauh Puri Kelod. “Di mana metatah massal ini diikuti oleh 35 orang peserta dari warga Desa Dauh Puri Kelod dengan melibatkan 6 orang sangging, serta upacara ini nantinya akan terus kami adakan secara rutin setiap tahunnya,” katanya.
Dia menyebutkan kegiatan itu merupakan sebuah program dari Desa Dauh Puri Kelod yang juga serangkaian peringatan ulang tahun desa. Di mana program ini bertujuan untuk membantu dan meringankan beban masyarakat kurang mampu, sehingga dapat menekan pengeluaran masyarakat dalam melaksanakan yadnya.
“Pelaksanaan mepandes massal tidak dipungut biaya, dan kami berharap upacara mepandes sebagai bagian dari tradisi turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi mampu mempertahankan keberlangsungan budaya dan kearifan lokal,” ujarnya. (bgn003)24070306