Badung, Baliglobalnews
Seiring rampungnya pembangunan Bale Kulkul Desa Adat Semanik, Kecamatan Petang, masyarakat setempat melaksanakan upacara melaspas dan mendem padagingan pada Rabu (13/1), bertepatan dengan Tilem Kepitu.
Upacara yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keniten, Griya Kediri, Sangeh, dihadiri oleh Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, didampingi Anggota DPRD Badung yang juga Bendesa Adat Semanik, I Gst. Lanang Umbara; Camat Petang, I Wayan Darma beserta unsur Tripika Kecamatan Petang serta Pj. Perbekel Desa Pelaga, I Made Sandu.
Wabup Suiasa mendapat kehormatan mendem padagingan di Bale Kulkul. Secara pribadi, Suiasa memberi bantuan Rp 15 juta dan Pemerintah Desa Pelaga memberikan bantuan Rp 10 juta.
Wabup mengucapkan rasa angayu bagia bisa hadir di tengah- tengah masyarakat dan mengapresiasi pelaksanaan upacara melaspas dan mendem padagingan setelah rampungnya pembangunan fisik bale kulkul.
Suiasa mengatakan melaspas adalah upacara penyucian bangunan yang telah selesai dibangun. ”Melaspas dalam bahasa Bali memiliki arti melas artinya pisah dan pas artinya cocok. Penjabaran arti melaspas yaitu sebuah bangunan yang dibuat terdiri dari unsur yang berbeda, ada kayu ada pula tanah (bata) dan batu, kemudian disatukan terbentuklah bangunan yang layak (cocok),” katanya.
Dia menyebutkan upacara melaspas bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan benda ataupun bangunan baru secara niskala sebelum digunakan dan dipakai untuk kegiatan adat agar berjalan lancar sebagaimana mestinya. ”Dalam menggelar upacara yadnya hendaknya masyarakat ikut ngrastitiyang jagat supaya alam semesta beserta isinya memperoleh keselamatan, kedamaian dan keharmonisan agar segilik seguluk salunglung sebayantaka serta di tengah pandemi Covid-19 ini masyarakat tetap taat melaksanakan prokes untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan mari kita berdoa semoga Covid-19 ini cepat berlalu,” katanya.
Sementara Bendesa Adat Semanik, I Gst Lanang Umbara, mengucapakan banyak terima kasih kepada Wakil Bupati Badung yang sudah hadir. Dia mengatakan pembangunan bale banjar perencanaannya dari tahun 2017 melalui APBDes Desa Pelaga Rp 2,6 miliar, pembanguna Pura Melanting tahun 2018 Rp 480.000.000 dan untuk pembangunan tembok panyengker bale banjar bantuan dari pusat Rp 150 juta yang difasilitasi oleh anggota DPRI Dapil Bali, IGN Kesuma Kelakan, melalui Forum Keserasian Sosial. ”Pembangunan bale kulkul yang dipelaspas sekarang adalah swadaya masyarakat Semanik dengan anggaran Rp 150 juta dan pawaregan Rp 60 juta,” ujarnya.
Umbara mengatakan perencanaan masyarakat Semanik untuk bulan Agustus adalah upacara ngerit/ngaben masal yang merupakan sima dresta Desa Adat Semanik, di mana dalam pelaksanaannya ngaben dan nyekah bersama dan tidak boleh sendiri-sendiri.
Di samping itu, kata dia, juga tidak boleh membakar mayat tapi harus dikubur. Setelah itu dalam waktu 3 sampai 5 tahun sekali baru bisa dilaksanakan ngaben ngerit masal. ”Adapun perencanaan lainnya, masyarakat Semanik yaitu ngodak tapakan. Jika tidak ada halangan, akhir tahun ini dan juga perbaikan palinggih-palinggih seperti Pura Banua, Pura Beji serta tembok panyengkernya dan Pura Peninjauan, karena masyarakat Desa Adat Semanik tahun 2022 akan melaksanakan upacara ngusaba desa dan ngusabe nini,” pungkasnya. (bgn003)21011426