Denpasar, Baliglobalnews
Gubernur Bali Wayan Koster bersembahyang dalam rangka peringatan Tumpek Uye di Pura Sakenan, Pulau Serangan, Denpasar, pada Sabtu (12/7/2025). Perayaan Tumpek Uye merupakan bagian dari kearifan lokal Sad Kerthi yang dimaknai sebagai hari suci pemuliaan terhadap binatang atau satwa, sekaligus momentum untuk memperkuat kesadaran dalam menjaga keharmonisan antara manusia dan alam semesta.
Setelah sembahyang, Gubernur Bali memimpin sejumlah kegiatan pelestarian lingkungan, yaitu menanam pohon, melepas burung, meninjau vaksinasi rabies, dan melepaskan tukik di Pantai Tiga kawasan KEK BTID Serangan.
Penanaman pohon dilakukan di dalam area Pura Sakenan, dengan jenis pohon meliputi bibit cempaka, sawo kecik, nagasari, matoa, dan nyamplung. Kelima jenis pohon ini dipilih karena memiliki nilai ekologis tinggi serta makna simbolik dalam budaya Bali sebagai lambang kesucian, perlindungan alam, dan keharmonisan lingkungan.
Seusai rangkaian kegiatan di Pura Sakenan, para kepala perangkat daerah di lingkungan Pemprov Bali melepasliarkan sebanyak 200 ekor tukik ke laut. Hal ini merupakan bagian dari upaya konservasi satwa langka.
Tukik tersebut berasal dari Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Sari Segara yang berada di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, dan berlokasi di Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Pelepasliaran tukik ini telah mendapat rekomendasi resmi dari Kepala Balai BKSDA Bali melalui surat bernomor 191/BKSDA BALI/PPTSL.03.01/B/07/2025 perihal Rekomendasi Pelepasliaran Tukik.
Melalui rangkaian kegiatan ini, Pemerintah Provinsi Bali menunjukkan komitmen nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem, pelestarian satwa dan tumbuhan, serta penguatan nilai-nilai kearifan lokal sebagai dasar pembangunan berkelanjutan sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Hadir Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, kepala perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali, serta pejabat eselon III di lingkungan Pemprov Bali. (*/bgn003)25071210