Denpasar, Baliglobalnews
Bali yang mengalami kerugian mencapai hingga Rp 9,7 triliun akibat dampak penutupan pariwisata, tetap melakukan promosi melalui digitalisasi sebagai kesiapan untuk pariwisata ke depan. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat didaulat sebagai narasumber dalam program Sespibi (Sekolah Pimpinan Tinggi Bank Indonesia) Jumat (4/9).
Wagub Cok Ace mengatakan pandemi Covid-19 mengajarkan agar semua pihak, khususnya pelaku wisata, mulai berbenah terutama dalam menjaring klaster wisatawan yang bertujuan mendapatkan atau meningkatkan kualitas pariwisata, di mana pariwisata ke depan tidak hanya memberikan pertumbuhan ekonomi spesifik terhadap para pelaku dan pengusaha saja, melainkan pariwisata yang berkualitas diharapkan mampu memberikan manfaat bagi kesejahteraan dan kualitas hidup bagi masyarakat Bali secara menyeluruh.
Menurut Wagub, Indonesia sampai saat ini belum membuka destinasi pariwisata akibat semakin banyaknya kasus positif Covid-19 setiap hari. Bali yang memiliki sekitar 354 destinasi terus mencoba berbenah, termasuk wajib menyiapkan sarana protokol kesehatan bagi pemilik usaha. Pandemi Covid-19 meluluhlantakan perekonomian Bali selama hampir enam bulan belakangan, sehingga pertumbuhan ekonomi Bali berada paling bawah di Indonesia, mencapai 10,98 minus kontraksi terdalam di Indonesia pada triwulan pertama adalah 1,14%.
Dalam penanganan Covid-19, Pemerintah Daerah secara serius melakukan sejumlah upaya untuk kembali dapat memulihkan perekonomian Bali. Segala sesuatu diharapkan dapat dibantu dan didukung oleh masyarakat luas. Pasalnya, membina akomodasi saat pandemi, padat karya dan padat modal itu sangat dibutuhkan, sehingga persoalan yang kita hadapi adalah tentang sumber daya manusia (SDM) dan modal yang tertanam.
Untuk menggerakkan dunia pariwisata di tengah krisis akibat pandemi Covid-19. kata dia, terdapat tiga hal yang mutlak dimiliki yakni modal (modal sendiri atau modal yang bersumber dari pinjaman) yang digunakan sebagai obyek untuk memutar roda penjualan dan perekonomian; bisnis plan (mimpi atau harapan) dalam membangun relasi sehingga dapat bertahan di masa pandemi; dan cash flow adalah ketersediaan tetesan keuntungan dari modal dan usaha yang sedang dijalani. (bgn/hms)20090423