Tabanan, Baliglobalnews
Dalam upaya memantapkan implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menuju digitalisasi pelayanan publik di tingkat desa, perangkat desa se-Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, melakukan studi tiru ke Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfos) Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Rombongan yang berjumlah 35 orang terdiri dari para sekretaris desa, kepala seksi (kasi), dan kepala urusan (kaur) dari 16 desa se-Kecamatan Marga. Mereka diterima langsung oleh Kepala Dinas Kominfostik Kabupaten Bandung yang diwakili oleh Kepala Bidang Aplikasi Informatika (Aptika) Lusianto, di ruang rapat Diskominfos setempat, pada Jumat (31/10/2025).
Pimpinan rombongan yang juga Ketua Pengurus Sekdes Kecamatan Marga I Gede Made Nurata mengatakan kunjungan ini bertujuan untuk belajar langsung penerapan sistem informasi desa (SID) yang telah sukses diterapkan di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Bandung melalui Aplikasi OpenSID. “Kami ingin melihat dari dekat bagaimana sistem ini diterapkan secara menyeluruh, sehingga bisa menjadi referensi dalam memperkuat penerapan SID di Kabupaten Tabanan,” ujarnya.
Sementara pendamping dari Dinas Kominfo Kabupaten Tabanan, I Wayan Muliana, selaku Jabatan Fungsional Pranata Komputer Ahli Muda, menambahkan bahwa sejak tahun 2023, sebanyak 133 desa di Kabupaten Tabanan telah mulai menerapkan SID melalui aplikasi OpenSID sebagai bagian dari upaya mewujudkan satu data Kabupaten Tabanan atau yang dikenal dengan Data Desa Presisi. “Progresnya kini telah memasuki tahap kedua. Setelah berhasil melakukan pemutakhiran data kependudukan atau demografi, saat ini sedang berproses dalam pendataan lima program bidang prioritas sesuai visi-misi Kabupaten Tabanan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Lusianto memaparkan pengalaman Kabupaten Bandung dalam mengembangkan OpenSID. Ia menyebutkan bahwa sistem ini telah diterapkan di 270 desa dan 10 kelurahan sejak tahun 2017. Menurutnya, keberhasilan implementasi OpenSID tidak terlepas dari komitmen kuat antara pemerintah daerah, perangkat desa, dan masyarakat.
“Banyak kendala yang dihadapi di lapangan, namun kuncinya adalah sinergi dan konsistensi. Dengan komitmen bersama, semua persoalan bisa diatasi secara bertahap,” ungkapnya.
Sebagai Ketua Yayasan Open Desa Indonesia, Lusianto juga menambahkan bahwa saat ini seluruh aplikasi di Kabupaten Bandung telah berhasil terintegrasi dengan OpenSID. Integrasi ini, menurutnya, menjadi kunci utama dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang efektif dan efisien.
“Ketika seluruh data sudah terintegrasi dalam satu sistem, maka proses perencanaan dan pengambilan kebijakan menjadi lebih mudah, akurat, dan berbasis data,” tegasnya.
Suasana diskusi berlangsung hangat. Para peserta dari Tabanan terlihat antusias mengajukan pertanyaan seputar penginputan data, kendala teknis, hingga strategi membangun partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan aplikasi OpenSID.
Kegiatan studi tiru ini diharapkan menjadi momentum penting bagi perangkat desa di Kecamatan Marga untuk memperluas wawasan, memperkuat kolaborasi antar daerah, serta mempercepat terwujudnya digitalisasi pelayanan desa yang efektif, transparan, dan berkelanjutan di Kabupaten Tabanan. (*/bgn020)25110107