KPU Badung Ajak Siswa SMA/SMK Nobar Film “Kejarlah Janji”, Targetkan Pemilih 85 Persen 

Mangupura, Baliglobalnews

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Badung  mengajak siswa/siswi SMA/SMK se-Badung nonton bersama (nobar) film “Kejarlah Janji” dalam upaya mensosialisasikan tahapan Pemilihan Umum 2024 di Gedung Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, pada Kamis (14/12/2023).

Ketua KPU Badung, IGKG 

Yusa Arsana Putra, mengatakan kegiatan sosialisasi tersebut dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih, utamanya generasi milenial yang jumlahnya.mencapai 30 persen.

Selain siswa SMA/SMK, Yusa Arsana menyatakan juga mengundang camat, perbekel, bendesa adat, termasuk komunitas disabilitas se-Badung dan pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Badung, dengan total undangan 1.704 orang.

“Seperti kita saksikan tadi, bahwa anak-anak SMA/SMK yang menjadi target utama dalam sosialisasi ini, sebagai pemilih pemula. Jumlah mereka itu cukup signifikan, 30 persen dari total pemilih berada di golongan muda usia 17-30 tahun itu. Mungkin mereka dalam pikiran masih berpindah-pindah atau masa mengambang, belum terbentuk masa yang tradisional bagi peserta pemilu. Dalam posisi itu bahkan kadang-kadang bisa sekarang mungkin memilih tetapi berikutnya tidak memilih atau sebaliknya sebelumnya tidak memilih sekarang menjadi pemilih aktif. Di film tadi diceritakan mereka yang tadinya tidak tertarik kepemiluan, politik bahkan setelah dia membaca bahwa katakanlah kita tidak memilih tetapi aktif di kepemiluan itu juga membantu kita semua untuk terselenggaranya pesta demokrasi dengan baik. Karena apapun itu kedaulatan yang dimaksud oleh pemilu berada di tangan rakyat itu semuanya sepemilu sekali. Artinya lima tahun sekali itu baru kita dapat menggunakan kedaulatan kita dalam hal politik. Apa itu, pak presiden, pak ketua DPR pak gubernur dengan masyarakat biasa nilainya sama ya pada saat pemilu itu, pada saat mencoblos saja bahkan. Pada saat pemilu betul-betul sama, one man one vote one value,” katanya.

Jadi, kata dia, sasaran sosialisasi hari ini yang paling utama adalah kaum milenial, karena di grade umur  17-30 persentasenya cukup besar. “Sekolah-sekolah kita undang, juga karang taruna, yang lain adalah pimpinan OPD. Kita harapkan pimpinan OPD itu menyebarluaskan juga di masing-masing instansinya sehingga nantinya tahu pentingnya prinsip-prinsip dalam hal menjadi pemilih,” katanya.

Melalui sosialisasi tersebut, pihaknya mengharapkan bisa meningkatkan partisipasi pemilih, karena dengan asas de jure dalam rangka penetapan daftar pemilih tetap. “Artinya setiap orang yang punya administrasi di Badung entah dia masih ada di Badung atau tidak, kita harus catat sebagai pemilih di Badung. Ini kan menjadikan pemilih kita itu sangat besar, tapi orangnya belum tentu ada di Badung. Dengan begitu, kalau yang ada di Badung saja masih tidak datang, apalagi sebagian sudah tidak ada di Badung maka kemungkinan target kita di atas 77 persen, 82 – 85 persen akan berat. Pasti berat sekali. Ini yang menjadi harapan utama kami agar teman-teman, termasuk pers terus menyebarkan informasi kepemiluan ini dan masyarakat mau hadir sehingga target 85 persen bisa kita capai,” katanya.

Harapan kedua, kata dia, masyarakat bisa memilih dengan cerdas itu dari edukasi. “Memilih dengan cerdas itu bukan hanya pindah memilih atau ‘pindah pilihan dari calon A ke calon B, bukan itu, tetapi kehadiran dan cara nyoblosnya yang benar. Dia hadir tetapi cara nyoblosnya salah kan jadi tidak sah suaranya. Itu juga menjadi kelemahan kalau jumlahnya terlalu besar. Artinya KPU kurang dekat kepada pemilih untuk menyampaikan bagaimana sih cara mencoblos yang benar, bagaimana cara melipat yang benar, bagaimana cara masuk ke TPS. Karena kalau salah satu dari administrasi kepemiluan di dalam TPS itu bermasalah bisa menjadi temuan dan bahkan menjadi gugatan. Jadi KPPS harus benar-benar teliti dan cermat dan tetap mengedukasi lingkungan sehingga mereka bisa hadir di TPS dan melakukan pilihan yang benar. Itu yang kita harapkan,” katanya. (bgn003)23121401

#kpubadung#nobarfilm
Comments (0)
Add Comment