Mangupura, Baliglobalnews
Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung menggelar rapat kerja dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait meliputi Dinas Pariwisata, Perikanan, Pertanian dan Pangan, Koperasi dan UMKM serta Dinas LHK di Ruang Rapat Kriya Gosana, Kantor Puspem Kabupaten Badung pada Selasa (29/4/2025). Rapat dipimpin Ketua Komisi II DPRD Badung Made Sada didampingi Sekretaris Wayan Eddy Sanjaya dan Wayan Regep dan anggota Komisi II membahas LPKJ Bupati Badung Tahun 2024.
Made Sada didampingi Eddy Sanjaya mengatakan rapat kerja berjalan dengan baik. Dia menyebutkan ada beberapa hal yang sudah diberikan kepada OPD terkait sesuai dengan yang ditargetkan. “Mereka sudah bekerja dengan baik sesuai dengan Perda dan tentu ada beberapa hal yang menjadi permasalahan yang patut kita selesaikan,” katanya kepada sejumlah wartawan usai rapat kerja.
Dia mencontohkan di DLHK ada permasalahan krusial pada musim hujan menyangkut sampah kiriman. Yang lain seperti pohon perindangan yang sudah tua agar segera dipangkas dan perlu ada peremajaan. “Terkait dengan sampah kita harapkan dari DPRD untuk ada rapat lagi untuk mengadakan mesin yang memang bisa mengatasi sampah ini. Mesin-mesin yang kita harapkan adalah mesin canggih yang mempunyai kompreyor untuk pemilahan. Selain itu ada pemilahan di sumbernya di masyarakat,” katanya.
Dari Dinas Pariwisata, dia menyebutkan yang viral wacana kedatangan wisatawan meningkat tetapi hunian hotel sepi. “Ini disinyalir adanya rumah kos yang menerima tamu, mungkin juga ada vila-vila yang tidak berizin menerima tamu, tetapi kita tidak boleh menyalahkan masyarakat. Untuk ke depannya ada wacana rumah kos akan ditingkatkan menjadi homestay dan akan dibuatkan regulasinya. Mungkin dari pusat sudah ada, dengan membuatkan NPWPD sehingga mereka bisa terpantau. Ini tidak serta merta cara untuk meningkatkan pajak, tetapi kita bisa memantau dimana wisatawan itu tinggal,” katanya.
Di bidang pertanian, kata dia, terkait adanya gaya hidup masyarakat banyak yang tidak mau menjadi petani. “Sementara kalau hasil pertanian bagus, ada kendala untuk memanen. Yang memanen sekarang kebanyakan dari masyarakat luar Bali. Ada terobosan dari Dinas Pertanian untuk bisa mendatang mesin panen, agar bisa efisiensi waktu dan tenaga, dengan catatan ada petani yang bisa mengoperasikan mesin tersebut,” katanya. (bgn003)25042911