KKP buat pelatihan antisipasi kecelakaan kapal akibat korsleting

Nasional, Baliglobalnews

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Pelatihan Instalasi Listrik Kapal Perikanan di Kabupaten Boalemo, Gorontalo, guna mengantisipasi dan menghindari kejadian korsleting di kapal nelayan ketika melaut.

“Saat ini banyak terjadi kebakaran kapal di atas laut yang diakibatkan karena adanya korsleting pada mesin kapal,” kata Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) KKP Sjarief Widjaja dalam siaran pers di Jakarta, Senin.

Sjarief Widjaja mengatakan terjaminnya keamanan armada penangkapan ada pada faktor kondisi kapal yang stabil. Namun, lanjutnya, kerapkali para nelayan masih kurang memperhatikan keamanan tersebut, terlebih pada instalasi listrik mesin kapal.

“Untuk menghindari hal tersebut, keterampilan nelayan dalam merawat dan memperhatikan instalasi listrik mesin kapal secara mandiri perlu ditingkatkan, agar keamanan dalam penangkapan ikan terjamin,” jelas Sjarief.

Pelatihan yang digelar pada awal Juli 2021 itu difasilitasi Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Bitung dan dibantu para penyuluh perikanan itu diikuti sebanyak 60 peserta yang tersebar di empat titik, dengan rincian 10 orang di Kecamatan Tilamata, 10 orang di Kecamatan Paguyaman, 10 orang di Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, dan 30 orang lainnya di Kelurahan Malingkapoto, Kabupaten Gorontalo Utara.

Pelatihan tersebut dilakukan secara blended learning dengan menerapkan protokol kesehatan.

Sebelumnya terkait kecelakaan saat melaut, Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mencatat dalam kurun Desember 2020 hingga Juni 2021, ada sebanyak 83 nelayan hilang di laut akibat musibah dan kecelakaan laut.

Sementara, periode sama, ada 42 kali insiden kecelakaan perahu nelayan atau kapal ikan di perairan Indonesia.

“Dari 42 insiden tersebut, kami mencatat 142 orang korban dengan rincian 83 hilang, 14 meninggal dan 42 selamat. Rata-rata dalam satu bulan ada tujuh kejadian dialami nelayan dan pasti memakan korban,” ungkap Koordinator DFW Indonesia Moh Abdi Suhufan.

Ia juga mengungkapkan mayoritas kecelakaan tersebut dialami oleh perahu nelayan yang berukuran di bawah 10 GT (gross tonnage).

Untuk itu, ujar Abdi, kementerian teknis seperti KKP dan Kementerian Perhubungan perlu meningkatkan strategi perlindungan nelayan kecil agar mengurangi jatuhnya korban nelayan yang sedang mencari nafkah di tengah laut.

Selain itu, program asuransi nelayan yang dijalankan KKP perlu menjangkau nelayan di daerah terpencil dan perlu inovasi pelayanan sebab selama ini sulit diakses.(bgn123)21070519

akibatkorsletingkecelakaankapalKKP
Comments (0)
Add Comment