Denpasar, Baliglobalnews
Kepala Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali, Putu Anom Agustina, mengatakan keluarga sangat menentukan pembentukan mental seorang anak, di mana mental yang positif akan menjadikan karakter dan individu yang positif juga.
Hal itu disampaikan Anom Agustina hadir sebagai narasumber dalam dialog interaktif bersama Wadir Binmas Polda Bali, Ni Wayan Sri Yudayatni Wirawati, Rabu (26/8).
Menurut Anom, setiap program TP PKK sangat penting dalam menggerakkan kegiatan yang sudah dirancang sebelumnya oleh Ketua Tim Penggerak PKK dalam rangka mensejahterakan kehidupan warganya.
Membentuk mental anak bangsa, kata dia, adalah tugas orangtua, karena mental merupakan unsur dari jiwa meliputi perasaan, pikiran dan emosi yang kemudian memunculkan perilaku yang diakibatkan oleh sebuah perasaan pada seseorang. Mental sangat berpengaruh terhadap mental dan pembentukan mental dan karakter menjadikan peran keluarga yang utama. ”Pemerintah memiliki tugas pembinaan terhadap keluarga yang merupakan peran dari tim penggerak PKK sebagai upaya dalam menggerakkan sistem keluarga menuju sebuah keluarga yang memiliki karakter kuat untuk menghadapi kehidupan di dunia ini,” katanya dalam dialog yang mengambil tema ”Menjaga Sikap Mental Anak Bangsa”.
Pondasi sejak dini, kata dia, adalah pembinaan mental yang dilakukan oleh keluarga. Oleh karena itu peran PKK untuk melaksanakan program pertama sangat terkait dengan pola pembinaan terhadap anak anak anaknya, dan sudah dilakukan seorang ibu saat ia sedang mengandung bayinya. Sedangkan peran seorang suami (bapak) adalah menjaga emosi dari istrinya agar tidak memberi pengaruh buruk pada jabang bayi yang akan lahir.
Sementara Wadir Binmas Polda Bali, Ni Wayan Sri Yudayatni Wirawati, antara lain menyampaikan pembinaan atau pola penanggulangan Polri memiliki tiga komponen yakni pre-entif adalah pembinaan yang searah dengan kegiatan PKK yang berperan untuk mencegah dan menangkal agar anak tidak menjadi korban kekerasan dari lingkungan terdekatnya. Pembinaan atau pola penanggulangan berbentuk preventif adalah pembinaan terhadap anak anak yang sudah memiliki pergaulan di luar rumah. Pembinaan terhadap anak anak yang memiliki urusan dengan hukum. Pasalnya, saat ini kasus yang melibatkan anak usia remaja sangat banyak. Sesuai data korban PPA Polda Bali, terjadi 67 kasus satu tahun terakhir.
Menurut Sri Yudayatni, sentuhan lembut pada anak adalah kunci menjaga karakter anak sebagai generasi penerus yang diharapkan mampu menjadi generasi penerus bangsa. Komunikasi yang baik antara orangtua dan anak adalah salah satu kunci menjadikan anak anak yang kuat dan berkarakter.
Dia menilai menjadikan anak sebagai sahabat yang berani mengeluarkan pendapat dan berkomunikasi dengan baik akan membantu generasi muda untuk menghindari pemendaman masalah dalam hatinya.
Program yang dilakukan polisi di tingkat desa, kata dia, adalah pembinaan dalam mengurangi sampah plastik, dan terus memberikan edukasi terhadap bahayanya membuang sampah tidak pada tempatnya. (bgn/hms)20082624