Denpasar, Baliglobalnews
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat (Prodi SKM) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana didukung World Health Organization (WHO) Indonesia mengkaji dampak situasi pandemi terhadap cakupan layanan penyakit tidak menular (PTM) dan upaya adaptasi yang dilakukan untuk mengatasi disrupsi layanan di FKTP.
Koordinator PSSKM FK Unud, Putu Ayu Swandewi Astuti, usai Dialog Kebijakan Penguatan Layanan PTM, di FKTP Pasca Pandemi secara daring, Kamis (30/6) berharap para stakeholder terkait dapat memberikan masukan dan berbagi pengalamannya guna memperkuat kajian yang dilakukan.
“Terima kasih kepada WHO Indonesia dan Australia Indonesia Center atas kesempatan, kerjasama dan pelatihan yang diberikan kepada kami, semoga kegiatan hari ini berjalan dengan lancar dan kita mendapat hasil yang optimal dari dialog ini,” katanya.
Yang melatarbelakangi acara ini, kata dia, karena pandemi Covid-19 telah berlangsung lebih dari dua tahun yang telah memberikan dampak terhadap kehidupan sosial dan kesehatan. Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi dan sebaran populasi yang luas di 34 provinsi juga terdampak nyata oleh pandemi ini. Pada periode awal pandemi, sistem layanan kesehatan termasuk layanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) mengalami disrupsi karena adanya pengalihan sumber daya, rasa ketakutan akan tertular dan kebijakan pembatasan mobilitas sosial oleh pemerintah.
Coordinator for health research Covid-19, Health System Research and Health Information System WHO Indonesia, Maria Intan Josi, almengapresiasi tim peneliti dari Universitas Udayana atas keterlibatannya dalam penelitian tersebut. “WHO Indonesia ingin mengundang institusi yang secara khusus yang memiliki peran dan mandat dalam menginformasikan para pemangku kebijakan, serta memiliki pengalaman sebelumnya dalam hal sintesa penelitian untuk kebijakan,” katanya.
Para peneliti dari Universitas Udayana merupakan member Network of Experts yang terpilih oleh WHO Indonesia. “Maka dari itu kami berharap melalui dialog ini, kita dapat berdiskusi aktif dalam memberikan masukan terdahap kajian yang dilakukan, semoga kegiatan hari ini berjalan dengan lancar dan menumbuhkan lingkungan yang kondusif terhadap kebijakan yang berdasarkan penggunaan bukti,” ucapnya.
Tim peneliti yang tergabung dalam Network of Expert WHO untuk kegiatan ini adalah I Nyoman Sutarsa, Putu Ayu Swandewi Astuti, I Md Ady Wirawan, Ni Made Dian Kurniasari, Wayan Citra Wulan Sucipta Putri, I Made Dwi Ariawan Ngakan Putu Anom Harjana.
Agenda utama dialog ini adalah pemaparan hasil Rapid Review tentang dampak Covid-19 terhadap layanan penyakit tidak menular di layanan primer dan coping mechanism-nya, oleh I Nyoman Sutarsa. Selanjutnya diikuti oleh pembicara undangan.
Acara ini mengundang tiga orang narasumber yaitu Plt Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Elvieda Sariwati; Kepala Bidang P2 Dinas Kesehatan Kota Denpasar, AA Dharmayudha, dan Kepala Puskesmas II Denpasar Barat, Lanawati serta penanggap dari WHO.
Tujuan dialog untuk menyampaikan hasil temuan awal dari kajian terhadap dampak dan strategi mitigasi layanan PTM pada masa pandemi; mendiskusikan temuan dari kajian dari berbagai perspektif pemangku kepentingan; mendapatkan arahan terkait rencana policy brief yang akan disusun.
Peserta yang hadir dalam dialog tersebut berasal dari perwakilan Dinas Kesehatan se-Provinsi Bali, perwakilan puskesmas di Provinsi Bali, perwakilan sekolah tinggi/perguruan di bidang kesehatan, BPJS Kesehatan, dan staf pengajar di bidang kesehatan masyarakat.
Berita ini juga dapat diakses melalui http://www.unud.ac.id.