Badung, Baliglobalnews
Serangkaian karya mamungkah ngenteg linggih, padudusan agung dan tawur balik sumpah agung di Pura Desa dan Puseh Desa Adat Pecatu, digelar prosesi melaspas pelinggih dan mendem padagingan pada Jumat (11/9), bertepatan dengan Sugihan Bali. Hadir Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, Sekda I Wayan Adi Arnawa, Pangelingsir Jro Kuta dan undangan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Badung melalui Wakil Bupati Badung, Ketut Suiasa, menyerahkan punia Rp 1,8 miliar dan satu seperangkat gong.
Di sela-sela kegiatan, Wabup Suiasa mengatakan bersyukur, berbangga, berbahagia dan sekaligus mengapresiasi apa yang dilaksanakan prajuru Desa Adat Pecatu yang mampu melaksanakan perencanaan bersama krama desa. Bahkan, dia menilai apa yang dilakukan krama Desa Adat Pecatu sebagai langkah monumental dan bersejarah untuk krama Desa Adat Pecatu.
Menurut dia, sejak dulu Desa Adat Pecatu berencana menyatukan Pura Puseh dan Pura Desa. ”Sejarah ini akhirnya bisa diwujudkan. Ini saya sebut sebagai langkah monumental dan historis. Karena akan diwariskan kepada generasi mendatang di Pecatu. Tidak hanya diwariskan dalam bentuk bangunan, namun nilai sejarah dari bisa terwujudnya penyatuan dua pelemahan Pura ini,” katanya.
Ke depan, pihaknya yang juga asli Pecatu berharap apa yang dilakukan Desa Adat Pecatu bisa menjadi pemantik dan motivasi bagi generasi mendatang untuk meniru langkah yang dilakukan penglingsir-penglingsir-nya. Terutama apa yang sudah dilakukan saat ini dalam melaksanakan kewajiban swadarma sebagai krama.
Wabup Suiasa bersama Sekda Adi Arnawa menghadiri karya melaspas pelinggih lan mendem pedagingan di pura desa lan Puseh Desa Adat Pecatu, Jumat (11/9).
Sementara Kelian Desa Adat Pecatu, I Made Sumerta, mengatakan untuk Jumat (11/9) dilaksanakan prosesi pemelaspasan dan mendem pedagingan, serta ngelinggihang Ida Betara dari Pura Desa yang lama. Menurut Sumerta yang juga Ketua Komisi IV DPRD Badung itu, setelah melaspas dan mendem padagingan, tanggal 18 September mendatang, di Pura Puseh akan digelar pujawali sesuai dengan tegak pujawali Pura Puseh pada Paing Galungan. Kemudian, keesokan harinya (19/9) tepatnya Saniscara Kliwon Wuku Dungulan, akan dilaksanakan puncak karya di Pura Desa. ”Upacara-upacara selanjutnya, juga akan dilaksanakan sesuai dengan tegak pujawali di pura masing-masing,” katanya.
Dia menyebutkan prosesi karya mamungkah ngenteg linggih, padudusan agung lan tawur balik sumpah agung di Pura Desa lan Puseh, Desa Adat Pecatu ini digelar setelah pembangunan pura selesai. Yang mana, Pura Desa lan Puseh dibangun di atas lahan seluas 50 are. Dengan lama pengerjaan pembangunan kurang lebih setahun. Adapun anggaran pembangunan berasal dari kas Desa Adat Rp 14 miliar serta bantuan dari Pemkab Badung melalui dana hibah Rp 4 miliar. Sementara, untuk prosesi upacaranya, menghabiskan dana lebih dari Rp 4,5 miliar. (bgn122)20091113