Denpasar, Baliglobalnews
Target angka stunting di kota Denpasar 4 persen tahun 2023, lebih rendah daripada tahun 2022 sebesar 5,5%. Hal ini disampaikan Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, saat memimpin rapat koordinasi percepatan penurunan stunting bersama Kepala BKKBN Provinsi Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih, di Gedung Sewaka Dharma, pada Jumat (12/5/2023).
Arya Wibawa menyampaikan dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kota Denpasar telah dilakukan berbagai upaya intervensi yang terintegrasi. Integrasi kebijakan dilakukan dengan berbagai pihak dari Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat kota, kecamatan dan desa/kelurahan, tim penggerak PKK, lembaga adat, kader pembangunan manusia dan para pengusaha.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai program prioritas, maka Denpasar juga berkomitmen menurunkan angka stunting di tahun 2023 menjadi 4 persen,” ujarnya.
Arya Wibawa menyampaikan penurunan stunting dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif sebagai modal dasar pembangunan di Kota Denpasar.
Sementara Kepala BKKBN Provinsi Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih, mengatakan prevalensi angka stunting di Kota Denpasar selama tiga tahun berturut-turut mengalami penurunan yakni pada 2020 sebesar 14,48%, kemudian turun menjadi 9 persen pada 2021 dan pada 2022 turun menjadi 5,5% yang merupakan angka stunting terendah se-Provinsi Bali.
“Pemerintah Provinsi Bali menyatakan berkomitmen dan bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk terus menurunkan angka stunting di Bali dengan target di bawah lima persen sesuai dengan program prioritas nasional,” ujarnya.
Pelaksanaan rakor dan FGD ini menjadi bukti komitmen kuat pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Provinsi Bali. Hal ini penting dilakukan untuk monitor perkembangan dan hasil kerja penurunan angka stunting. (bgn003)23051209