Media Informasi Masyarakat

Bali Kopi Katulistiwa Festival di Kuta Geliatkan Ekonomi UMKM

Badung, Baliglobalnews

Acara Bali Kopi Katulistiwa Festival yang akan digelar selama empat hari (4-8 Oktober 2023), di salah satu mall Kuta, Kabupaten Badung, Bali, oleh Asosiasi Kopi Indonesia (Aski) Bali diharapkan membantu menggeliatkan ekonomi pelaku UMKM di Pulau Dewata.

Ketua Aski Bali, Dwi Atmika, mengatakan Bali Kopi Katulistiwa Festival ini pertama kali digelar, yang juga sebagai rangkaian memperingati Hari kopi sedunia yang jatuh setiap 1 Oktober.

“Dalam festival ini, kami libatkan 10 UMKM Bali. Dan ada juga dari luar Bali,” kata Dwi Atmika, didampingi Gede Suarsana yang juga salah satu pemilik UMKM Kopi Bali 88 di Denpasar, pada Kamis (21/9/2023).

Dia menyebutkan dipilihkan Kuta menjadi lokasi Bali Kopi Katulistiwa Festival, karena sangat strategis untuk melakukan promosi produk UMKM Bali. Dan Kuta, juga menjadi kawasan wisata atau tourism. Selain itu, UMKM kopi Bali juga lebih dikenal oleh wisatawan internasional.

“Kami berharap Bali Kopi Katulistiwa Festival ini juga mendapat dukungan dari Pemprov Bali. Dan kita juga sudah meminta dukungan dan bersurat kepada PJ Gubernur terkait acara ini. Demikian juga, kepada Bupati Badung,” pungkasnya.

Dalam kegiatan Bali Kopi Katulistiwa Festival, akan diisi beberapa kegiatan diantaranya Aski kompetisi (V60 fun battle, cupping honey, cuping wine, talkshow, workshop competition, coffee test, barista Attraction) .

Salah satu pemilik UMKM Kopi Bali 88, Wayan Gede Suarsa, berharap kegiatan ini berlangsung lancar dan lebih dikenal masyarakat internasional. “Dengan digelarnya event Bali Coffee Khatulistiwa Festival ini, dapat memacu UMKM di Bali, terus tumbuh bangkit dan berkembang lebih baik,” kata Suarsa, yang juga anggota Aski.

Dia menuturkan masing-masing kopi memiliki ciri khas dan rasa kopi yang berbeda-beda. Hal itu ditunjang iklim alam dan jenis kopi yang dikembangkan di suatu daerah. “Kekhasan kopi inilah yang terus dijaga masyarakat. Contohnya kopi asal Desa Sanda dan Desa Batungsel saja beda rasanya, termasuk dengan rasa di daerah Kintamani dan kopi Penebel,” tuturnya. (bgn008)23092112

Comments
Loading...