Media Informasi Masyarakat

Prodi Kimia FMIPA Unud Laksanakan Pengabdian Internasional di Desa Pancasari, Buleleng

Denpasar, Baliglobalnews

Program Studi Kimia FMIPA Universitas Udayana melaksanakan kegiatan pengabdian internasional, di Desa Pancasari, Sukasada Buleleng, pada Jumat (8/9/2023).

“Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam rangka melaksanakan salah satu kegiatan Tri Dharma Pendidikan Tinggi,” kata Ketua PKM, I Wayan Budiarsa Suyasa.

Kegiatan yang bertemakan Workshop Pembuatan Ekoenzim dan MOL (Mikroorganisme Lokal) dan aplikasinya, kata dia, Tim PkM Program Studi Kimia memperkenalkan bagaimana memanfaatkan limbah dapur, seperti sayur dan kulit buah sebagai bahan pembuatan ekoenzim dan MOL, serta dilakukan praktek langsung cara pembuatannya.

Kegiatan dibuka Kabid DLH Buleleng Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Kadek Agus Hartika, dan dalam pembuatan Ekoenzim dipandu oleh praktisi Eco-Enzyme, I Ketut Witama. Sementara pembuatan MOL dipandu langsung oleh Budiarsa dibantu oleh mahasiswa.

Pembuatan ekoenzim dimulai dengan mempersiapkan molase atau gula merah, limbah dapur (sayur, kulit buah) segar dan bersih, dan air dengan perbandingan 1:3:10, contoh 100 g gula merah: 300 g limbah dapur: 1000 ml air.

Semua bahan dimasukkan di dalam wadah tertutup dan disimpan di tempat sejuk selama 3 bulan, setiap hari dibuka untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi. Cairan dapat dipanen setelah 3 bulan penyimpanan.

Ekoenzim yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk cairan pembersih lantai, pembersih sayur, buah, piring, dan peralatan dapur lainnya. Di samping itu ekoenzim juga bisa digunakan sebagai penangkal serangga, pupuk, desinfektan, dan masih banyak kegunaan lainnya.

Mikroorganisme Lokal (MOL) merupakan larutan fermentasi dari kombinasi antara karbohidrat, glukosa, dan mikroorganisme yang diperoleh dari bahan lokal. Bahan pembuatan MOL hampir sama dengan ekoenzim, akan tetapi limbah dapur yang digunakan yang sudah busuk (mengandung mikroorganisme).

Sebanyak 5 kg limbah dapur ditambah 2 L air cucian beras dimasukkan dalam wadah, kemudian ditambahkan 0,5 kg gula merah yang telah dicairkan, 2 L air kelapa tua, dan 30 L air bersih. Wadah ditutup dan disimpan selama 14 hari hingga cairan berwarna lebih pekat dan kental, setiap hari dibuka untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi. MOL siap untuk digunakan mempercepat pengomposan (MOL tidak diencerkan terlebih dahulu) dan untuk mempercepat pembuatan pupuk organik cair dengan cara diencerkan terlebih dahulu.

“Kami berharap, Masyarakat Desa Pancasari memperoleh manfaat dari kegiatan ini. Kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik karena bantuan dari Fakultas MIPA yang menyediakan dana pengabdian,” kata Suyasa.

Kegiatan pengabdian ini dibantu dosen PS Kimia dan PS Farmasi FMIPA dan 8 orang mahasiswa PS Kimia FMIPA Universitas Udayana.

Berita ini juga dapat diakses melalui http://www.unud.ac.id. (bgn008)23091007

Comments
Loading...
Start writing without limits.