Media Informasi Masyarakat

Kinerja Industri Jasa Keuangan Bali Tumbuh Positif

Denpasar, Baliglobalnews

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara mencatat kinerja industri jasa keuangan di Provinsi Bali posisi Februari 2023 tumbuh menguat, tercermin dari fungsi intermediasi yang masih berjalan baik.

“Likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai, rasio loan at risk (LaR) mengalami penurunan. Sementara itu, kecukupan modal BPR yang tercermin pada rasio CAR BPR terjaga di atas threshold,” kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Kristrianti Puji Rahayu, dalam ketegangannya, Rahu (5/4/2023).

Menurut Kristrianti Puji Rahayu, restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di Bali (berdasarkan lokasi proyek) terus melandai dari Rp 45,80 triliun posisi Desember 2020 menjadi Rp 29,96 triliun atau turun sebesar 35,48 % posisi Februari 2023.

Berdasarkan sektor ekonomi, kata dia, restrukturisasi kredit Covid-19 di Provinsi Bali didominasi sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum (porsi 40,10%), sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (porsi 23,84%), dan sektor rumah tangga (15,15%).

“Pada posisi Februari 2023, baik penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK perbankan di Bali mengalami pertumbuhan (yoy). Performa ini turut berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi di Provinsi Bali di tengah semakin terkendalinya kondisi pandemi Covid-19,” katanya.

Penyaluran kredit mencapai Rp 98,69 triliun atau tumbuh 3,13% (yoy). Pertumbuhan kredit bank umum di Bali 3,02% (yoy), sedangkan BPR mencapai 3,44% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan kredit modal kerja dan investasi.

“Berdasarkan sektornya, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh sektor perdagangan besar dan eceran serta pertanian, perburuan, dan kehutanan. Peningkatan penyaluran kredit ini seiring dengan kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat dan meningkatnya aktifitas pariwisata di Bali,” ucapnya.

Sementara penghimpunan DPK mencapai Rp 143,69 triliun atau tumbuh double digit yaitu 23,58% (yoy) tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 20,01% (yoy). Berdasarkan Kelompok Bank Modal Inti (KBMI), peningkatan DPK secara yoy didorong oleh kelompok bank pada KBMI 4.

Di samping itu, lanjut dia, berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK ditopang oleh kenaikan giro dan tabungan. Kondisi tersebut mencerminkan perekonomian di Provinsi Bali sudah mulai menggeliat.

“Fungsi intermediasi posisi Februari 2023 sedikit turun dibandingkan dengan Triwulan sebelumnya, tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) turun dari 70,25% menjadi 68,68%,” katanya.

Hal tersebut disebabkan pertumbuhan kredit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan DPK. Kondisi pandemi Covid-19 masih memberikan scarring effect bagi perekonomian Bali. Sehubungan dengan perkembangan kondisi ekonomi nasional dan daerah, OJK telah mengambil kebijakan mendukung segmen, sektor, industri dan daerah tertentu (targeted) yang memerlukan periode restrukturisasi kredit/pembiayaan tambahan selama 1 tahun sampai 31 Maret 2024.

“Kebijakan tersebut tertuang dalam Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/KDK.03/2022. Bali menjadi daerah yang mendapatkan perpanjangan kebijakan restrukturisasi kredit/pembiayaan tersebut. Diharapkan KDK ini akan membantu pemulihan ekonomi Bali,” katanya.

Jumlah investor pasar modal wilayah Bali masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang mencapai double digit secara yoy dengan kecenderungan tumbuh melandai. Pada Februari 2023, jumlah investor saham di Bali sebanyak 96.955 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 22,44% (yoy).

“Demikian juga untuk jumlah investor reksadana dan SBN masing-masing tumbuh sebesar 26,50% (yoy) dan 32,47% (yoy). Pertumbuhan juga ditunjukkan oleh nilai kepemilikan saham. Nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp4,31 Triliun, tumbuh 6,02% (yoy),” jelasnya.

Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan di Bali posisi Februari 2023 terus menunjukkan recovery setelah pada periode sebelumnya terus mengalami kontraksi. Pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan di Bali mencapai Rp 9,28 triliun, tumbuh 51,07% (yoy).

“Pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan kepada perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor serta pembiayaan konsumtif termasuk kepada rumah tangga,” katanya.

Sementara penyaluran pembiayaan melalui Fintech peer to peer lending tumbuh double digit sebesar 52,91% (yoy). Pembiayaan modal ventura Rp 84,75 miliar atau tumbuh 78,62% (yoy). Di sisi lain, tingkat pembiayaan bermasalah relatif rendah dan juga menurun dibandingkan akhir tahun 2022. (bgn008)23040512

Comments
Loading...
No restrictions: get Rytr now.