Empat Desa dan Satu Kelurahan di Gianyar Terima Bantuan Padat Karya Tunai Kotaku
Gianyar, Baliglobalnews
Empat desa dan satu kelurahan di Gianyar menerima bantuan program padat karya tunai (PKT) untuk kota tanpa kumuh (Kotaku) dengan bantuan sebesar 300 juta rupiah per desa. Desa dan kelurahan tersebut masing-masing Desa Blahbatuh, Buruan, Keramas, Mas, dan Kelurahan Ubud. Program PKT untuk Kotaku diharapkan bisa menjadi momentum terciptanya lapangan pekerjaan di tengah situasi pandemi.
“Kita paling terdampak pandemi Covid bersama Badung dan Denpasar. Dengan program ini saya sangat senang sekali, dimana dikemas dalam padat karya yang kebetulan di Gianyar banyak terjadi pemutusan hubungan kerja, sehingga masyarakat yang terkena PHK bisa tertampung dalam program ini,” ujar Bupati Made Mahayastra saat acara peluncuran program padat karya tunai Kotaku di Wantilan Pura Desa Keramas, Senin (10/5).
Mahayastra menyebutkan program PKT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa khususnya masyarakat berpenghasilan rendah yang terdampak Covid-19 yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya dan tenaga kerja untuk memberikan tambahan atau pendapatan serta meningkatkan daya beli dan mengurangi kemiskinan.
Menurut Mahayastra melalui program PKT masyarakat berpenghasilan rendah yang ada di wilayah yang menjadi tempat program tersebut akan menjadi tenaga kerja, sehingga masyarakat bisa terlibat secara langsung dalam proses berjalannya program. Terlebih lagi program semacam itu langsung bersentuhan dengan masyarakat akan memberikan tingkat keberhasilan yang tinggi. “Kita senang jika pembangunan bisa berkolaborasi antara pemerintah, desa dan masyarakat karena ini nilai keberhasilannya sangat tinggi,” katanya.
Demi terwujudnya Kotaku, Mahayastra memerintahkan dinas terkait untuk mengawal program tersebut. “Dinas PMD dan Perkim tolong kawal program ini. Kepada pemerintah desa lakukanlah dengan sungguh-sungguh, karena hal kecil akan berdampak besar. Apalagi di situasi pandemi sekarang ini 45 tenaga kerja bisa tertampung,” katanya.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali dalam sambutan yang dibacakan PPK PKP Provinsi Bali, Ketut Suartha, mengatakan program PKT diluncurkan melalui program Kotaku mengingat Indonesia dan Bali pada khususnya masih mengalami penyebaran Covid-19 dan berdampak pada berbagai aspek termasuk kesejahteraan masyarakat, dan program Kotaku merupakan instrumen bantuan pemerintah kepada masyarakat untuk memulihkan kondisi sosial masyarakat. Jadi PKT merupakan perbaikan atau pemeliharaan infrastruktur berbasis masyarakat yang fokus pada masyarakat yang terdampak Covid seperti PHK atau yang mengalami penurunan penghasilan.
Dia menyebutkan program Kotaku merupakan transformasi dari program sebelumnya. Dimana awalnya bernama P2KP, berubah menjadi PNPM Mandiri perkotaan, kembali ke P2KP, berubah lagi menjadi P2KKP dan sejak tahun 2016 menjadi Kotaku.
Dengan PKT dia mengharapkan terwujudnya percepatan penanganan permukiman dan perumahan kumuh melalui gerakan seratus kosong seratus. Seratusnya sanitasi, kosongnya kumuh dan seratusnya lagi pelayanan air minum. Sehingga sampai tahun 2024 tercapai akses air minum 100% bagi masyarakat.
Sementara Kepala Desa Keramas, I Gusti Putu Sarjana, mengatakan program PKT Kotaku sangat membantu masyarakat di samping terawatnya infrastruktur yang ada.
“Program ini sangat membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 terutama untuk warga yang berpenghasilan rendah atau terkena PHK. Selain masyarakat terbantu, juga infrastruktur jalan dan drainase di lingkungan Desa Keramas bisa dilakukan perbaikan/pemeliharaan,” pungkasnya. (bgn003)21051013