Bank BPD Bali Dorong Penguatan Koperasi Jadi Penggerak Ekonomi Rakyat Bali
Denpasar, Baliglobalnews
Bank BPD Bali mendorong penguatan koperasi sebagai pilar utama penggerak ekonomi kerakyatan di Pulau Dewata.
Direktur Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma dalam seminar bertajuk Peran Koperasi Dalam Menggerakkan Roda Perekonomian Rakyat Bali yang digelar di Gedung Dharma Alaya Negara (DNA), Kota Denpasar pada Selasa (11/11/2025) menjelaskan koperasi hingga kini masih menjadi penopang penting pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah. “Kita telah mengetahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas 5%. Dapat kami sampaikan, Bali pertumbuhannya tumbuh di 5,8% di triwulan III. Tentunya ini berkat kerja keras kita bersama-sama, utamanya juga menopangnya adalah dari koperasi yang ada di Bali,” ujarnya.
Sudharma menyebutkan hingga Oktober 2025, Bank BPD Bali mencatat total aset Rp42 triliun, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp35 triliun dan penyaluran kredit menembus Rp24 triliun. Menurutnya, koperasi dan UMKM merupakan salah satu dari enam pilar transformasi ekonomi Bali.
Sudharma juga mengajak pelaku koperasi agar tidak takut menghadapi tantangan ekonomi. Karena, berbagai macam tantangan sudah kita lalui, mulai dari krisis ekonomi, Bom Bali 1 dan 2, erupsi Gunung Agung, hingga pandemi Covid-19. “Tentunya kita masih bisa eksis dan mampu untuk berjuang demi kemajuan perekonomian Bali,” ujarnya.
Dia menegaskan sektor pariwisata masih menjadi pilar utama ekonomi Bali, menyumbang sekitar 63% PDRB daerah. Karena itu, sinergi antara sektor riil, koperasi, dan lembaga keuangan lokal menjadi penting untuk menjaga stabilitas ekonomi. “Ini tentunya prinsip koperasi ‘dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota’ menjadi utama dan kesejahteraan anggota menjadi kunci. Bank BPD Bali akan terus senantiasa bersinergi untuk memajukan perekonomian yang ada di Bali,” tegasnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali Tri Arya Dhyana Kubontubuh menilai koperasi memiliki kedudukan strategis karena mewadahi masyarakat akar rumput dalam kegiatan ekonomi. “Koperasi sejak awal kemunculannya merupakan lembaga ekonomi yang mampu mewadahi masyarakat di akar rumput,” ujarnya.
Menurut dia, di Bali koperasi tidak hanya menjadi alat ekonomi, tetapi juga bagian dari sistem sosial budaya yang berlandaskan filosofi menyama beraya atau gotong royong. “Teman-teman tentu mengingat bahwa di Bali sangat identik dengan menyama beraya. Ini sebenarnya merupakan filosofi utama dari koperasi tersebut,” katanya.
Pihaknya juga mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia koperasi, terutama dalam hal kewirausahaan, agar tidak hanya kuat dari sisi kelembagaan tetapi juga berdaya secara ekonomi.
Tri Arya juga mengajak koperasi untuk memperkuat kolaborasi dengan lembaga keuangan lokal seperti Bank BPD Bali dan BPR di daerah. “Kita harapkan dana yang Bapak Ibu perlukan atau transaksi keuangannya kita kolaborasikan dengan Bank BPD Bali. Karena kita mengupayakan agar uang yang beredar di Bali tetap berputar di Bali saja,” tegasnya.
Tri Arya juga menyoroti program strategis nasional Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih yang diharapkan dapat diimplementasikan dengan melibatkan lembaga keuangan lokal secara selektif dan profesional. “Jika minimal 60% dari 716 Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih bisa aktif, saya yakin perekonomian di desa masing-masing akan berputar lebih cepat dan mengarah ke kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. (*/bgn008)25111213

