Bank BPD Bali Tunjukkan Kinerja Cemerlang, Catat Aset Rp42,4 Triliun
Denpasar, Baliglobalnews
Hingga Oktober 2025, Bank BPD Bali mencatatkan kinerja cemerlang di seluruh indikator utama, dengan pencapaian aset Rp42,4 triliun, melampaui target yang dipatok sebesar Rp41,10 triliun atau mencapai 103,13%. BPD Bali juga mencatatkan pertumbuhan tahunan (YoY) sebesar 6,60%, dibandingkan Oktober 2024 sebesar Rp39,76 triliun.
Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma kepada awak media di Denpasar, pada Rabu (12/11/2025) menjelaskan, pertumbuhan aset ini didukung oleh fungsi intermediasi yang sehat, diantaranya penyaluran kredit berhasil menembus angka Rp24,76 triliun, melampaui target sebesar Rp24,64 triliun atau sebesar 100,50% dan tumbuh signifikan sebesar 9,33% (YoY) dibandingkan Oktober 2024 sebesar Rp22,65 triliun. “pencapaian kinerja yang dicapai per Oktober 2025 ini, berkat dukungan penuh pemegang saham, pertumbuhan bisnis, perbaikan kualitas aset, struktur pendanaan yang baik, efisiensi operasional serta berbagai inovasi produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah,” katanya.
Dia menyebutkan kinerja keuangan selalu berjalan beriringan dengan komitmen pada inklusi dan pembangunan daerah. Dimana, pada perayaan puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Nasional dengan menggelar Expo BIK 2025, di Living World Denpasar dan SimPel Championship Bank BPD Bali berbasis LMSKU Jenjang SMP Se-Provinsi Bali yang berlokasi di Kampus ISI Bali. “Ini bukan hanya perayaan, tetapi wadah edukasi literasi yang melibatkan para siswa SMK dan UMKM, sebagai upaya kolaborasi penguatan ekosistem ekonomi dan menjadi salah satu program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD),” katanya.
Sudharma juga menyoroti keberhasilan bank dalam mendukung sektor berkelanjutan sesuai visi Bank BPD Bali sebagai Bank yang kuat, terkemuka dan berdaya saing tinggi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. “Komitmen kami terhadap UMKM dan pembangunan berkelanjutan di Bali kembali mendapat apresiasi. Kami baru saja menerima apresiasi dari Bank Indonesia Perwakilan Bali pada Bali Green Economy Forum, atas keberhasilan menyalurkan kredit kepada pelaku UMKM senilai Rp12,55 triliun. Lebih membanggakan lagi, dua debitur binaan kami dinobatkan sebagai UMKM berprestasi ekspor di sektor coklat/kakao,” katanya.
Keberhasilan ini, kata dia, sejalan dengan fokus Bank BPD Bali pada pembiayaan ekonomi
hijau. “Penerapan ekonomi hijau kini menjadi fokus utama kami. Kami mendapat insentif Giro Wajib Minimum (GWM) dari BI khusus untuk ekonomi hijau, yang memungkinkan kami memanfaatkannya kembali untuk pembiayaan kepada UMKM dengan suku bunga yang lebih rendah. Kami menegaskan, sektor UMKM akan tetap menjadi motor penggerak ekonomi Bali. Kami menargetkan proporsi pembiayaan bagi UMKM terus dijaga di atas 50 persen dari total kredit kami,” katanya.
Dari total penyaluran kredit Rp24,76 triliun, lanjutnya, terfokus didedikasikan untuk pemberdayaan masyarakat sebesar Rp12,59 triliun atau 50,85% dari total kredit disalurkan kepada sektor UMKM. Dukungan ini diwujudkan melalui penyaluran produk kredit UMKM diantaranya KUR, Kredit Usaha Alsintan (KUA), Sidi Kumbara dan produk-produk kredit UMKM lainnya.
Di sisi pendanaan, kepercayaan publik terhadap Bank BPD Bali tetap terjaga dengan baik, tercermin dari perhimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp35,42 triliun, melebihi target yang direncanakan sebesar Rp33,73 triliun. Penghimpunan DPK tersebut tumbuh 4,80% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada Oktober tahun 2024 sebesar Rp33,79 triliun. Secara
proporsi, pencapaian Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 105,03% didominasi oleh pencapaian dana berbiaya murah, dimana rasio CASA mencapai 65,05%, menandakan struktur pendanaan yang sangat efisien dan stabil.
Rasio keuangan juga terjaga dengan baik, di mana per Oktober 2025 KPMM sebesar 28,6%, ROA sebesar 3,73%, ROE sebesar 24,88%, NIM sebesar 6,37%, BOPO tercatat sebesar 60,21%, menunjukkan efisiensi yang terjaga baik, sedangkan LDR mencapai 69,88%, mencerminkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana secara produktif. Adapun NPL Gross berada di posisi 0,83%, jauh di bawah ambang batas ketentuan perbankan. “Solidnya kinerja juga ditunjukkan dengan pencapaian laba sebesar Rp998,7 miliar atau tumbuh sebesar 23,35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, hal tersebut tidak terlepas dari dukungan penuh pemegang saham melalui penyertaan modal disetor dan modal inti mencapai Rp5,29 triliun,” jelasnya. (bgn008)25111205

