Media Informasi Masyarakat

Penurunan Harga Komoditas Picu Deflasi di Bali

Denpasar, Baliglobalnews

Penurunan harga komoditas untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau di Provinsi Bali mengalami deflasi secara bulanan, akibat peningkatan pasokan karena panen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan berdasarkan komoditasnya, secara bulanan deflasi bulan September 2025 terutama bersumber dari penurunan harga komoditas bawang merah, tomat, angkutan udara, daging babi, bawang putih. “Sementara itu, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga komoditas daging ayam ras, canang sari, jeruk, beras, dan rempela hati ayam,” katanya di Denpasar pada Kamis (2/10/2025).

Menurut Erwin, ke depan beberapa risiko yang perlu diperhatikan antara lain masih tingginya permintaan barang dan jasa pada peak season kunjungan wisatawan mancanegara, berlanjutnya kenaikan harga emas dunia, serta kenaikan harga acuan minyak sawit mentah yang berpotensi mendorong imported inflation.

Selain itu, kata dia, kenaikan harga jagung pipilan sebagai pakan ternak berisiko mendorong terjadinya inflasi. Ketidakpastian cuaca karena peralihan musim penghujan berpotensi meningkatkan risiko pertumbuhan hama dan organisme pengganggu tanaman yang dapat mengganggu panen hortikultura.

Rilis BPS Provinsi Bali pada 1 Oktober 2025 menyebutkan perkembangan harga gabungan kabupaten/kota perhitungan inflasi di Provinsi Bali pada September 2025 secara bulanan mengalami deflasi sebesar -0,01% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,39% (mtm).

Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali mengalami penurunan menjadi 2,51% (yoy) dari 2,65% (yoy) pada Agustus 2025. Inflasi Bali pada September 2025 secara tahunan lebih rendah dibandingkan Nasional yang sebesar 2,65% (yoy).

Secara spasial, tiga kota/kabupaten di Bali mengalami deflasi bulanan pada September 2025. Badung mengalami deflasi terdalam sebesar -0,50% (mtm) atau inflasi tahunan sebesar 1,32% (yoy), diikuti Tabanan sebesar -0,45% (mtm) atau 1,88% (yoy).

Selanjutnya, Singaraja mengalami deflasi bulanan sebesar -0,06% (mtm) atau inflasi tahunan 2,39% (yoy). Sementara itu, Kota Denpasar mengalami inflasi tahunan pada September 2025 yakni sebesar 0,41% (mtm) atau 3,42% (yoy). (bgn008)25100202

Comments
Loading...