Media Informasi Masyarakat

Pansus TRAP DPRD Bali Minta BPN dan BWS Evaluasi Tata Ruang Pascabanjir

Denpasar, Baliglobalnews

Panitia Khusus (Pansus) Penegakan Peraturan Daerah terkait Tata Ruang, Aser dan Perizinan (Trap) DPRD Bali meminta Badan Pertanahan Negara (BPN) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, mengevaluasi tata ruang pascabanjir di Denpasar dan Badung.

Ketua Pansus DPRD Bali I Made Suparta menegaskan dengan evaluasi ini dapat mencari solusi agar sempadan sungai yang menjadi jalur air air tidak mengalami alih fungsi. “Evaluasi tata ruang ini, untuk mencegah terulangnya banjir besar seperti yang melanda kawasan Denpasar dan Badung. Dan, kita bisa mengatur lagi jalan-jalan air dan sebagainya itu biar tidak banjir,” kata Suparta didampingi Jero Nyoman Ray Yusha usai rapat bersama instansi terkait di Gedung DPRD Bali Denpasar, pada Rabu (17/9/2025).

Dia menyampaikan upaya penanggulangan banjir tidak bisa hanya dilakukan satu pihak. Semua organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, lembaga daerah, hingga instansi pusat harus turun tangan bersama. “Kita harus bersama-sama sekarang ini OPD terkait dan lembaga terkait baik dari pusat maupun daerah untuk sama-sama kita bisa mengatasi jangan sampai ada korban lagi, jangan sampai ada bangunan yang rusak seperti kemarin,” katanya.

Sementara Kepala BWS Bali-Penida Gunawan Suntoro mengungkapkan banjir besar yang terjadi pada 10 September lalu dipicu curah hujan ekstrem yang melampaui kapasitas infrastruktur penahan air. “Kami mencatat, hujan deras yang turun sejak malam 9 September hingga keesokan harinya, curah hujannya mencapai 246 mm dalam waktu tujuh jam. Debit banjir saat itu sampai 239 meter kubik per detik. Itu tergolong kejadian dengan kala ulang 25 sampai 50 tahun sekali,” katanya.

Mengingat, tanggul yang ada rata-rata hanya mampu menahan debit 230 meter kubik per detik, sementara laporan dari Dinas PU menunjukkan debit bahkan mencapai 300 meter kubik per detik.

Kondisi diperparah dengan adanya sumbatan batang pohon dan sampah yang tersangkut di pilar-pilar jembatan maupun bangunan pengendali banjir. Salah satunya terjadi di kawasan Pesanggaran hingga Serangan, serta di Pura Tanah Kilap, yang membuat aliran sungai terhambat sehingga air meluap ke pemukiman. “Upaya yang kami lakukan bersama instansi terkait, menurunkan dua unit pompa mobil berkapasitas besar. Satu unit ditempatkan di depan Mall Bali Galeria untuk menyedot air yang merendam underpass, sementara unit lainnya dipindahkan ke Pasar Badung guna membantu mengevakuasi air yang menggenangi lantai bawah pasar,” katanya. (bgn008)25091714

Comments
Loading...