Media Informasi Masyarakat

Mahasiswa dan Pelajar SMA di Denpasar Dapat Edukasi Cara Menangkal Hoaks

Denpasar, Baliglobalnews

Puluhan mahasiswa dan pelajar SMA/SMK di Kota Denpasar, Bali, mendapat edukasi cara mengetahui dan menangkal penyebaran informasi hoaks di era digital, yang digelar PWI Bali, ICMI Badung dan Universitas Mahendradata di Gedung C Universitas Mahendradata (Gedung Trisakti), pada Senin (10/3/2025).

“Kegiatan workshop jurnalis yang bertema ‘Melawan Hoaks: Peran Jurnalis dalam Era Informasi Cepat’ ini, juga diinisiasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penerbit dan English Club Universitas Mahendradata, diharapkan memberikan edukasi kepada mahasiswa dan pelajar agar lebih bijak dalam menyaring informasi, khususnya terkait penyebaran hoaks yang semakin masif di media sosial maupun media arus utama,” kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Mahendradata, Anak Agung Gde Putra Arjawa.

Agung Putra mendukung UKM Jurnalistik memberikan edukasi secara terkini atau update dalam upaya memerangi berita-berita hoaks. Sehingga, mahasiswa dapat lebih cerdas dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas sumbernya.

Putra Arjawa menyampaikan hoaks bisa beredar di mana saja, baik di media sosial maupun media mainstream, tergantung pada situasi dan kondisi tertentu. Oleh karena itu, setiap individu harus kritis dalam menerima informasi dengan memverifikasi sumber serta memahami tujuan dari pemberitaan yang beredar.

Pihaknya mengingatkan mahasiswa harus lebih mengedepankan rasio dan logika dibanding perasaan dalam menyikapi suatu berita. Kecerdasan dalam memahami informasi, kata dia, adalah kunci agar tidak terjebak dalam penyebaran hoaks. “Kami berharap, peserta yang mengikuti workshop ini bisa membagikan pengetahuan yang didapat kepada lingkungan sekitar, termasuk teman-teman sekelas dan keluarga, agar kesadaran tentang bahaya hoaks semakin meluas,” ucapnya.

Ke depannya, Universitas Mahendradatta berencana terus berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dalam workshop dengan tema-tema yang berbeda setiap bulannya. Hasil dari workshop ini diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi lembaga, pemerintah, serta masyarakat dalam membangun ekosistem informasi yang lebih sehat.

Hadir dua narasumber utama, yakni Wakil Ketua Bidang Pendidikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Bali Arief Wibisono, serta Wakil Ketua Bidang Pengembangan Kominfo, Media, dan Teknologi Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Organisasi Daerah (Orda) Badung 2024-2029, Djoko Heru Setiyawan.

Arief Wibisono menjelaskan jurnalistik memiliki proses yang jelas dalam menggali dan menyebarkan berita. Jurnalistik, kata dia, adalah sebuah ilmu yang mencakup pengumpulan informasi, pembuatan laporan, hingga penyebaran berita yang telah melalui proses penyuntingan di redaksi. “Sedangkan, jurnalisme adalah proses membuat sebuah berita, itu hanya ada di sebuah redaksi,” ujarnya.

Dia menyebutkan hoaks dapat muncul dari berbagai sumber, salah satunya ketika seseorang salah menginterpretasikan suatu berita jurnalistik dan menyebarkannya tanpa memahami konteks yang sebenarnya. Salah satu faktor utama penyebaran hoaks adalah rendahnya literasi digital masyarakat.

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), akses internet di Indonesia terus meningkat dalam satu dekade terakhir. Pada tahun 2024, lebih dari 221 juta penduduk telah menggunakan internet, mencakup sekitar 79,5% dari populasi.

“Pertumbuhan internet di Indonesia sangat pesat tapi literasi digital kita rendah, Sehingga informasi yang kita dapatkan sebaiknya disaring terlebih dahulu sebelum dibagikan,” katanya. (bgn008)25031009

Comments
Loading...