50 Persen Kredit di Bali Disaluran ke UMKM

Denpasar, Baliglobalnews
Otoritas Jasa Keuangan Bali mencatat lebih dari 50 persen kredit di perbankan yang ada di Pulau Dewata terserap atau disalurkan ke UMKM.
“Saat ini kami mencatat lebih dari 50 persen kredit perbankan ditujukan kepada pelaku UMKM,” kata Kepala OJK Bali Kristrianti Puji Rahayu didampingi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Ananda R. Mooy, pada acara Ngobrol Bersama Update Berita With Media, pada Rabu (16/10/2024) malam
Dia menuturkan berdasarkan data terkini kredit sudah terealisasi hingga 96,73 persen, dari target kredit tahun 2024 Rp133 triliun. Dimana, yang paling banyak disalurkan kredit UMKM oleh Bank BRI dan BPD Bali.
Kristrianti menyebutkan penyaluran kredit terbanyak pada kredit bukan lapangan usaha 34 persen, perdagangan besar dan eceran (29,40) dan akmamin. “UMKM masih merupakan pendorong pertumbuhan kredit di Bali, saat ini,” katanya.
Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) juga terus bertumbuh, serta Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah, masih dalam batas aman. “Kami mencatat pertumbuhan kredit didominasi kredit investasi menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK di Bali dengan pertumbuhan 15,84 persen (yoy),” katanya.
Terkait kredit investasi, tegas dia, mengalahkan kredit modal kerja. Akan tetap, kedua kredit ini sama-sama mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. “Kredit investasi biasanya jangka panjang dan ini menjadi salah satu indikasi bahwa investor memiliki future atau harapan terhadap investasi yang ditanamnya di Bali,” ungkapnya.
Dia menegaskan kredit investasi dan modal kerja sama-sama saling mendukung. Dia mencontohkan seorang pedagang bakso akan memerlukan kredit modal kerja dalam hal membeli bahan-bahan bakso seperti daging, tepung dan sebagainya. Selanjutnya, ketika usaha bakso yang dikelola berkembang dengan baik, ungkap Kristrianti, pedagang perlu pengembangan tempat berjualan. “Karena itu, selain kredit modal kerja, pedagang juga memerlukan kredit investasi untuk pengembangan usahanya,” tegasnya. (bgn008)24101610